chapter 38

104 9 2
                                    

HAPPY READING!!


Hari ini adalah hari tersibuk bagi Amri, dimana ia sibuk sekali mengibas ngibaskan tangannya kepedasan. Ini ulah Alvaro yang membawa beberapa kap seblak kesukaannya.

Hari ini mereka mengadakan acara kumpul di rumah oma Nely, hanya untuk membuat suasana menjadi hangat saja.

Adel dan Kenji sedari tadi berduaan, mengundang tatapan geli dari teman temannya. Dengan posisi Kenji tidur di atas paha Adel dan Adel yang sesekali menyuapi laki laki itu buah.

Lalu tiba tiba Adel berdiri membuat Kenji kaget, ia berdiri tanpa aba aba membuat semua yang ada di ruangan itu menoleh.

Wajah Adel berubah menjadi pucat pasi, tangannya mulai bergetar sambil memegangi handphonenya, Kenji yang berada dekat dengan Adel berusaha menyeluarkan rasa tenang walaupun ia ssndiri tidak tahu apa yang terjadi.

"Kenapa sayang?" Ucap Oma Nely dengan sangat lembut, Adel cepat cepat membanting ponselnya dengan sangat keras.

Azril cepat cepat mengambil ponsel itu, melihat pemandangan di layar ponsen, papanya sedang bermesraan dengan wanita seumurannya, dan lihat siapa pengirimnya, si bajingan Vino.

Adel menangis di lipatan tangannya, ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan ibunya di rumah.

"Abang Adel mau pulang kasian mama," Ucap Adel dengan suara bergetar.

"Sudah larut sayang, nanti pagi saja kita kesana sama sama ya?" Oma Nely mencoba menenangkan, walaupun jauh di lubuk hatinya ia sangat kecewa.

Kenji mengikuti kemana perginya Azril di ikuti dengan Alvaro, Arka dan Amri.

Yang lainnya ikut menenangkan Adel, gadis itu tetap meracau ingin pulang.

***

Tanpa waktu lama, Azril dapat menemukan keberasaan Vino si sumber masalah.

"Ga beres beres ya lo ganggu keluarga gue!" Ucapnya sambil menunjuk Vino.

"Dari awal gue udah tau ya kelakuan lo kaya anjing," Ucap Azril dengan api amarah, Vino hanya tersenyum licik.

"HAHAHA lumayan juga bokap lo banyak uang," Ucap Vino tak tahu malu.

Kenji sudah siap akan menghujani wajah Vino dengan pukulan, tapi ia membiarkan Azril untuk mengatasinya terlebih dahulu, terlebih ini masalah keluarganya.


"Lo emang brengsek Vino, pantes aja ade gue gamau sama lo?" Teriak Azril di kuping Vino dengan sangat keras. Lagi lagi Vino menyeringai.

"Body adek lo bagus, lo gaada niatan buat pake jga?" Ucap Vino, kali ini Kenji melayangkan sebuah pukulan tepat di rahang milik laki laki itu.

"Hei dude? Who are you?" Ucap Vino seperti kebingungan.

"Sampe lo bikin lecet Adel, gua jamin hidup lo gabakalan tenang!" Ucap Kenji sambil menunjuk.

"Ah gue baru inget, lo pacarnya Adel ya?" Ucapnya sambil tertawa.

Vino masih dalam cengkraman Azril.

"Jadi lo udah cobain Adel dong?" Ucapnya lalu stelah itu Kenji menghajarnya beberapa kali dengan sangat kuat.

"Lo pantes buat mati," Ucap Azril penuh amarah.

Vino sendirian di sana, tidak ada siapapun.

"Ibu jalang lo pantes dapet karma, tunggu aja," Ucap Azril lalu melenggang pergi.

"Udah bro, gue tau lo emosi, nanti kita pikirin strategi yang bagus buat balas dendam," Ucap Amri kali ini di setujui oleh yang lainnya.

"Udah ayo, kasian Adel pasti butuh abangnya," Ucap Alvaro menepuk bahu Azril, itu membuatnya tersadar.

***

Oma Nely sampai kewalahan menangani emosi Adel. Ia beberapa kali membanting ponselnya karna ibunya tidak mengangkat telponnya sama sekali.

Adel cepat cepat menghampiri Azril yang baru saja datang, ia memeluknya dengn sangat erat.

"Abang ayo kita pulang, kasian mama," Ucapnya tersenggal senggal, nafasnya naik turun menahan emosi.

"Adel, nanti ya besok aja kita kesananya?" Ucap Kenji menenangkan, Azril masih dengan emosinya, ia masih sulit untuk mengatakan sesuatu.

Syasya ikut serta meredakan emosi sang kekasih.

Syasya menangkup pipi Azril dan memaksanya agar menatap mata Syasya, ada guratan amarah disana, Syasya tahu betul jika Azril kali ini memang emosi.

Syasya tersenyum sambil mengangguk, Azril tiba tiba saja ambruk di pelukan Syasya, begitulah Azril, saat tubuhnya di kuasai amarah yang berapi, setelahnya ia akan jatuh sakit atau pingsang seperti ini.

Syasya kewalahan, Amri yang tepat berada di sampingnya bisa sedikit menahan tubuh Azril.

Adel semakin di buat khawatir dengan abangnya, ia menatap manik mata Kenji. Ia mengangguk dan tersenyum.

"Mama sama bang Azril gimana Ken?" Ucapnya lirih bahkan hanya bisa membacanya lewat gerak bibir.

Malam itu yang harusnya seru malah di gantikan dengan kejadian yang sangat buruk.

Teman temannya memutuskan untuk pulang, kecuali para laki laki, ia memilih untuk berjaga jaga bila ada sesuatu.

Adel sudah terlelap sejak setengah jam yang lalu, ia sudah mulai tenang, Azril kini bersamanya, sedang duduk di kursi panjang sambil merokok.

"Besok kita ikut ya buat jaga jaga aja?" Ucap Arka.

"Gausah berlebihan dehhh selo aja," Ucap Azril sambil membuang rokoknya.

"Nyenyenyenye," Ucap Amri meledek.

"Ngeledek sekali lagi gue usir lo dari sini," Ancamnya.

"Iya gapapa kita kawal aja dari belakang biar adek lo aman aja," Ucap Alvaro kali ini di angguki oleh Kenji.

Semuanya memutuskan untuk tidur di sofa, ada juga yang di karpet lantai karna tidak memungkinkan semuanya tidur di sofa.



Haii!! Ada yang mau join grup wa ga?? Kalo mau tinggal join aja ya tanpa rules!

Linknya Ada Di Profil Aku Ya!!

Haii jangan lupa vote komen

Spam next disini ya?!

Rabu, 6 juni 2022


ONLY MINE (REVISI) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt