chapter 40

115 10 4
                                    

Happy reading!!


Seperti rencana awal, Adel, Azril dan oma Nely sedang bersiap siap untuk ke jakarta menemui sang ibu dari Adel.

"Udah gapapa lo pulang aja gausah ikut, gue bisa jaga diri ko," Ucap Adel sambi menepuk lengam Kenji yang di balut dengan jaket kulitnya.

"Kalo ada apa apa telpon gue ya?" Ucapnya sambil mengelus rambut milik Adel.

Kenji pergi meninggalkan halaman rumah itu dan mengendarai motornya dengan kecepatam sedang.

"Berdoa aja supaya mama baik baik aja," Ucap Azril sambil menenangkan.

Selama di perjalanan sama sekali tidak ada percakapan. Hanya ada wajah cemas di wajah Adel maupun Azril.

"Mau brapa hari kalian di sana?" Tanya oma Nely membuat mereka menggeleng.

"Mungkin sampe masalahnya beres oma, kalo oma masih ada kerjaan gapapa, aku sama Adel bisa jaga mama ko," Ucap Azril.

Waktu yang di tempuh sudah sekitar 3 jam, jalanan hari ini sangat macet.

Mereka datang dengan keadaan rumah yang sangat berantakan, pot bunga yang pecah berserakan, dahulu rumahnya rapih, karena mamanya suka sekali bunga.

Tapi lihatlah sekarang, sudah tidak berbentuk.

"Ma, mama gapapa kan?" Tanya Adel capet saat melihat mamanya duduk di bawah sofa.

"Sayang maaf... Mama gabisa jaga papa kalian," Ucapan mamanya membuat adel ingin menangis.

"Engga ini bukan salah mama," Ucap Adel sambil menyibak rambut ibunya yang kusut.

"Mama bikin kalian gapunya papa di rumah ini," Ucapnya masih dengan rasa bersalahnya.

"Mama gaboleh ngomong gitu, aku sama bang Azril cuma butuh mama," Ucap Adel masih berusaha menenangkan.

"Mama kurang cantik ya sayang?" Lagi lagi ucapan ibunya membuat hati Adel terasa di sayat dengan pisau.

"Engga mama ibu paling cantik, mama cantik banget," Kali ini Azril yang berbicara.

"Anak mama sudah besar ya, maaf sayang bukannya mama ga sayang kamu nak," Wanita itu mengusap wajah Azril dengan sangat hati hati.

"Udah ya mama, mama istirahat aja, Adel sayang mama ko, Adel gabakalan ninggalin mama," Ucap Adel sambil memeluk erat tubuh ibunya yang lemas.

Setelah menenangkan ibunya, Adel membaringkan ibunya di kamar, sangat malang bukan, tubuh yang trakhir kali Adel lihat masih terisi, segar, cantik, namun sekarang menjadi sangat kurus dan tidak terawat.

Ia tidak tahu apa yang sudah di alamin ibunya beberapa bulan ini.

Adel sedang duduk melamun sambil memeluk kakinya, hanya memakai baju lengan pendek dan celana pendek, membuat angin masuk menerobos celah pori pori wanita itu.

"Gapapa de, kita beresin ini bareng bareng ya," Ucap Azril tiba tiba sambil mencium puncak kepala adiknya.

Suara ponsel dari atas meja membuat Adel memalingkan pandangannya.

Kenji. Yang menelpon tengah malam ini adalah Kenji, si pria tampan.

"Yaudah abang ke atas dulu ya," Ucapnya sambil tersenyum.

"Apa?" Tanya Adel menahan senyumnya saat video call berlansung.

"Gimana mama?" Tanyanya to the point.

"Mama siapa?" Adel bingung.

"Mama lo lah, mama gue ada di sini ngapain di tanya," Ucapnya agak kesal. Adel tertawa melihat reaksi lucu kenji.

"Mama gapapa, udah baikan, lagi tidur." Ucapnya masih sambil tersenyum.

"Bagus deh kalo gitu, lo balik kapan?" Tanya Kenji membuat Adel sedikit berfikir lalu menggidikkan bahunya.

"Belum tau juga, maybe sampe keadaan mama lebih baik, atau bahkan gue bisa aja gabalik ke sana, dan tinggal disini lgi," Ucap Adel membuat Kenji merubah ekspresinya.

"Yaudah gue besok ke sana deh," Ucapnya.

"Dih ngapain? Biar kaya di film film gitu??" Tanyanya dengan sedikit tertawa.

"Geer banget lo, orang gue mau ketemu Azril," Ucap Kenji menggoda Adel.

"Halaaaaaaaa," Adel meledek.

"Yaudah aku mau nyari makan dulu yaa, aku tutup ya callnya," Ucap Kenji melambaikam tangannya, lalu Adel mengangguk.

"Cie anak mama abis call sama siapa tu," Ucap ibunya yang tiba tiba datang dengan keadaan jauh dari kata baik.

"Mama ngapain ke sini, udah malem loh, tidur sana ihhh," Ucap Adel.

"Mama seneng loh, anak mama pulang ke sini, mama kangen banget," Ucap ibunya.

"Mama kesepian banget ya disini? Tau gitu adel gabakalan pernah mau ninggalin mama," Ucap Adel dengan wajah menyesal.

"Engga sayang, jauh sebelum kamu pindah, hubungan mama sama papa udah ga baik," Ucap ibunya dengan mata berkaca kaca.

"Maafin mama ya sayang," Ucap ibunya lagi lagi meminta maaf.

"Mamah jangan minta maaf, aku gapapa," Ucap Adel meyakinkan.

"Mama bangga punya kamu nak, mama bangga punya anak cewe tomboi kaya kamu, biarpun mama di omongin tetangga karna gabisa jaga anak perempuan mama gapapa, mama percaya kamu wanita kuat," Ucap ibumya lagi lagi membuat terharu suasana.

"Siapa yang bilang? Biar adek pukulin," Ucap Adel bercanda.

"Oh iya bentar," Ucap Adel sambil bangkit dari kursinya dan membawakan satu mangkuk sup.

"Aku tadi bikin ini buat mama, di bantuin oma sih," Ucap Adel tersenyum.

"Mama tenang aja, aku gabakalan biarin orang yang udah usik keluarga kita hidup tenang ma," Ucap adel membatin.

"Mama harus tau, Adel sayang sama mama, mama jangan ngerasa bersalah karena papa ninggalim kita, papa gaada pun kita masih bisa hidup, aku gabutuh sosok papa, ada mama aja udah cukup banget buat Adel," Ucap adel berusaha agar ibunya tidak menyalahkan dirinya lagi.

Demi tuhan Adel mengucapkan itu dengan sangat berbohong, mana ada keluarga yang tidak butuh sosok papa, apalagi ia perempuan, ia butuh sosok laki laki itu.

"Supnya abisin ya, abis itu Adel anterin mama ke kamar," Ucap Adel.

"Emangnya mama gabisa jalan apaa, kaya ratu aja di anter anter," Ucap ibunya tertawa.

"Iya lah, mama ratu dirumah ini," Ucapnya menghibur.



Hai segini dulu yaa ceritanya, makasih ya buat yang udah setia baca cerita aku, komen, vote di semua chapter.

SPAM KOMEN DI SINI YA?!?!

Jumat, 15 juli 2022

ONLY MINE (REVISI) Where stories live. Discover now