chapter 39

1.3K 174 0
                                    

"Putri."

"Apakah tangganya sudah dibersihkan?"

"Iya, saya akan membantu anda untuk berdandan sekarang."

Aku duduk di depan meja rias dengan para pelayan yang sibuk menghiasiku agar cocok dengan gaunku.

Setelah menerima izin dari Putra mahkota, aku juga mendapatkan izin dari Permaisuri, tetapi butuh tiga hari lagi untukku bisa keluar.

Sehari setelah pesta Duke, aku bertemu dengan Permaisuri dan mendapat hadiah pernikahan.

Permaisuri masih bersikeras bahwa aku tidak bisa keluar apalagi pada hari yang bersalju.

Aku menatap kearah keluar jendela yang tampak terlalu bersalju untuk melihat kereta yang berjejer membawa hadiah pernikahan.

Sementara itu, para pengunjung itu terus datang dan keluar dari istana putri.

Pembawa pesan yang dikirim oleh grand duke menyatukan hadiah-hadiah kecil, lalu meemberi salam kepadaku dengan sopan untuk pamit.

Bunga-bunga yang dia kirim sebagai hadiah masih penuh.

Berkat bunga yang dia kirim, istanaku menjadi sangat harum bahkan saat aku pergi ke mana-mana pun aku masih bisa menciumnya.

Berapa banyak bunga yang telah dikirim, meskipun pelayan telah mengisi gudang lalu mereka juga membuat daun teh atau wewangian.

Pada akhirnya, tidak ada tempat untuk meletakkannya di Istana Putri, jadi aku harus membagikannya ke istana lain.

Setelah aku merias wajah dengan bantuan Nell, aku berganti pakaian untuk keluar.

Kali ini, itu adalah gaun sutra dengan gaya racoco yang layak dari pada gaun malam yang mewah.

Pakaian yang aku kenakan hampir sama dengan pakaian pada pesta Duke, karna itu tampak canggih dan elegan.

Setelah itu aku pergi dengan mantel ditanganku menuju kereta yang telah disiapkan di pintu masuk istana.

Hari ini menurutku adalah kunjungan sederhana, jadi aku memutuskan untuk datang sendirian jadi aku tidak membawa pelayan.

Ketika aku keluar dari pintu, udara dingin terasa menembus kulitku.

Taman istanaku menjadi berwarna putih karena salju yang turun dari pagi.

Aku melewati setapak bunga yang ditutupi salju menuju ke kereta.

Pelayan yang menunggu dari tadi langsung membuka pintu.

Aku langsung memakai mantelku
Saat kereta akan berangkat.

Setelah beberapa saat, kereta keluar dari pintu depan Istana Kekaisaran.

Tempat tujuanku adalah dialun-alun ibu kota kekaisaran tempat dimana penuh dengan orang-orang yang sibuk, akhirnya aku tiba setelah waktu yang lama.

Kereta berhenti di depan sebuah bangunan besar di tengah jalan yang terlihat ramai.

"Putri, kita telah tiba."

Tempat di mana Terrence mengundangku ternyata bukanlah mansionnya, tetapi taman di tengah ibu kota kekaisaran.

Ini adalah tempat umum yang disebut Tea Garden, dan itu adalah tempat pertemuan para sosialita untuk kelas atas dengan restoran dan kafe yang berada didalam taman rumah kaca yang besar.

Tempat aku tiba adalah taman yang baru dibangun.

Segera setelah aku melewati pintu masuk, aku tidak punya pilihan selain berhenti setelah melihat pemandangan di depan mataku.

Aku Hanya Ingin Pernikahanku Aman (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang