chapter 102

985 139 4
                                    


Begitu pedang itu jatuh di lantai rumah kaca terdengar suara langkah kaki yang aneh di sekitarnya.

Permaisuri mengalihkan pandangannya ke tempat suara itu terdengar.

Para pria muncul dari balik semak-semak yang beberapa langkah jauh darinya dengan semak-semak yang berada di luar.

Itu adalah para ksatria Grand Duke.

Begitu melihat mereka permaisuri melangkah mundur karena terkejut.

' Mengapa ......mengapa para ksatria itu ada di sini? Sudah berapa lama mereka di sini? '

Permaisuri tiba-tiba menyadari bahwa pelayannya tidak sedang menunggu di sana.

' Ke mana perginya si bodoh itu?Kenapa kau tidak memberitahu tentang kedatangan mereka............! '

Jelas-jelas aku mengatakan untuk berjaga di sana untuk mengatakan kepadaku untuk memberitahu siapa saja yang datang, tapi aku tidak bisa melihat ke mana wanita itu pergi sekarang.

Tapi tidak ada waktu untukku meratap. Karena para ksatria itu langsung masuk ke dalam rumah kaca.

Mereka membuka pintu rumah kaca dengan sikap blak-blakan seolah-olah mereka tahu apa yang terjadi di dalam sini.

" Yang Mulia permaisuri! "

Namun, begitu mereka melihat apa yang terjadi di rumah kaca, para ksatria juga merasa terkejut.

Permaisuri yang terkejut langsung berteriak setelah kedua lengannya ditangkap.

" Lepaskan aku! Berani-beraninya kamu menyentuh tubuhku........!"

Akhirnya, salah seorang ksatria berambut cokelat yang masuk ke rumah kaca mengambil belati yang jatuh di lantai.

Itu adalah Camion.

Dia mengedipkan mata pada anak buahnya lalu membungkuk kepada permaisuri.

"Yang Mulia, maafkan ketidaksopananku. Saya akan membawa Anda ke gedung utama."

Dia tampak bersikap sopan. Tetapi itu hampir seperti menangkap orang berdosa.

Saat diseret dengan tangan para ksatria permaisuri tidak bisa bangun.

Jendela yang tiba-tiba terbalik.

Dua wanita yang muncul tepat pada waktunya.

Ksatria Grand Duke yang tidak diketahui sejak kapan mereka ada di sini.

Sebenarnya, jika kamu berpikir sedikit maka kamu akan bisa menebak apa yang terjadi.

Aku tidak bisa berpikir jernih karena aku merasa lumpuh akibat situasi yang sangat mendadak.

Saat aku diseret keluar aku melihat tiga wanita yang sedang berdiri di dekat rerumputan.

Itu adalah Duchess Rohan dan Marchioness Cornell yang sedang menatap kosong pada pemandangan disini.

Berdiri di sebelahnya Chloe yang tampak tenang seolah -olah dia telah memahami situasinya tetapi karena wajahnya tidak seperti seorang pelayan di mata Permaisuri.

"Tuan Putri!"

Duchess yang terlambat sadar berlari ke arah Sorel.

Sorel tampak pingsan di lantai.

Darah yang mengalir dari pundak membasahi pakaian berwarna abu-abu Sorel.

Lantai rumah kaca juga dipenuhi darah. Mungkin karena pendarahan parah sehingga Sorel tampak pucat.

Duchess memerintahkan para ksatria sambil mengeluarkan saputangan untuk menghentikan luka Sorel.

"Dia kehilangan banyak darah. Kita harus membawa tuan putri ke mansion sekarang. "

Aku Hanya Ingin Pernikahanku Aman (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang