chapter 82

928 122 1
                                    

Aku menggunakan tanganku untuk menelusuri lapisan-lapisan kain di atas meja.

Beragam sentuhan tersapu diujung jariku yang menghasilkan sentuhan lembut, mulai dari bahan sutra halus sampai kapas dan satin.

' Kenangan akan tetap menjadi kenangan. '

Saat aku sudah selamat dan merasa aman, apa suatu hari aku akan mengenang pernikahan ini?

Apa aku akan bisa bertemu dengan Terrence saat itu terjadi?

Kadang-kadang sepertinya dia hanya memanggilku untuk menggunakan kemampuan pandangan jauh kedepan ku.

Terence mengatakan dia tidak mempertimbangkan untuk menikah lagi, tetapi suatu hari dia akan bertemu dengan orang lain dan menikah lagi karena dia membutuhkan ahli waris.

Lalu setelah itu mungkin kami hampir tidak akan bertemu secara langsung lagi.

Aneh juga kalau terus bertemu dengan mantan istri padahal kami tidak punya anak.

Itu juga tidak sopan untuk pasangannya yang baru.

Memikirkan hal seperti itu meskipun hal itu hal yang wajar membuat aku merasa sedih.

Kenapa? Kenapa aku malah berpikir begitu?

"Saya akan mengambil yang pertama..........."

Aku mengatur pikiranku yang tidak berguna lalu memilih secara kasar taplak meja dengan pola bunga lili di latar belakang berwarna jingga.

Pelayan dengan cepat membersihkan meja dan mengambil barang-barang untuk dipilih selanjutnya lalu meletakkannya satu demi satu.

Aku menyadari satu hal seolah aku dipukul oleh pesta pernikahan yang ternyata banyak pilihan ini.

Pembantu di sini lebih cepat dan lebih mahir bergerak daripada pelayan di istana, bahkan mereka lebih mahir menyembunyikan emosinya.

Para pelayan yang aku temui di istana setiap kali mereka melihatku, mereka akan menundukkan kepala mereka dengan mata penuh ketakutan.
Sebagian besar orang yang aku temui di luar istana juga melihatku dengan memberiku tatapan penasaran seolah-olah mereka melihat hewan yang menakutkan atau menakjubkan.

Namun, orang-orang di Grand Duke mereka menangani pekerjaannya dengan ekspresi sopan, mulai dari ksatria yang di pintu masuk sampai kepala pelayan dan para pelayan.

Di tempat lain mereka akan meninggalkanku dan menusukku dengan mulutnya, tapi di depanku mereka bergerak dengan tenang tanpa menunjukkan perasaannya sama sekali.

Grand Duke tampaknya cukup ketat.

Tidak mengherankan jika memikirkan siapa pemiliknya.

Bagaimanapun, aku pikir hidup dimansion ini akan sangat nyaman.

Meskipun prosesnya sangat sulit untuk datang kesini dan tampaknya masih banyak yang harus dipersiapkan untuk upacara pernikahan.

".........Saya akan beristirahat sebentar."

Setelah memilih bunga untuk dihias di atas meja altar, aku mengambil jeda di tengah untuk melarikan diri dari ruang tamu.

Aku bermaksud untuk mengambil nafas sejenak dan juga mencari Bayan.

"Bayan?"

Aku pergi ke arah Bayan, tapi tidak ada apa-apa di sana.

"Apakah Anda kebetulan melihat kucing saya?"

Aku menangkap pembantu yang lewat untuk bertanya.

"Ya, saya melihatnya bergerak ke arah sana."

Pembantu itu menunjuk ke ruang perjamuan.

Aku Hanya Ingin Pernikahanku Aman (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang