chapter 160

864 105 0
                                    

Sorel tersenyum menyakitkan dan bertanya padaku.

"Sekarang apakah kamu membenciku? Karena aku adalah putri musuh."

"Tidak, aku membencimu sejak awal. Bukan berarti membencimu karena itu."

Mantan permaisuri bukan ibu kandungku jadi aku tidak punya perasaan khusus.

Hanya saja aku merasa jijik dengan semua ini karena Kaisar.

"Bagaimanapun, kamu kan masih kecil pada saat itu. Ibumu akan melakukan apa yang diperintahkan Kaisar."

Itu bukan kesalahan sorel yang masih muda.

Ibu Sorel sudah meninggal dan kaisar juga akan segera meninggal.

Tidak ada alasan bagi Sorel untuk bertanggung jawab atas hal itu.
Sorel tampak sedikit terkejut mendengar apa yang aku katakan.

"Sekarang saya...... Apakah kamu akan membunuhku?"

Aku tidak tahu. Apa yang harus kami lakukan.

Sorel sepertinya tidak bisa hidup lama jika dibiarkan sendiri.

Selain itu, kekuatan sucinya sekarang hanya tinggal sedikit yang tersisa.

Kamu juga tidak akan dapat menemukan bahan lagi untuk digunakan untuk sihir jadi tidak perlu untuk membunuhnya.

"Anda akan dikirim ke istana terpisah sesuai jadwal. Jika tidak ada hal khusus, kamu bisa hidup dengan nyaman di sana."

Tentu saja, kamu akan dikurung di sana dan diawasi seumur hidup.

Jika kamu melakukan sesuatu yang mencurigakan maka aku bisa dengan mudah membunuh sorel kapan saja sebelum aku menggunakan tanganku.

"Terima kasih."

"Janji padaku untuk tidak melakukan hal-hal buruk dan hidup tenang."

Sorel mengangguk untuk berjanji. Dia menutup matanya yang lemah.

"Saya hanya ingin beristirahat sekarang."

***

Beberapa hari kemudian, aku kembali ke istana untuk bertemu dengan kaisar.

Kali ini dengan Bayan.

Kaisar masih terbaring di tempat tidur dengan perban seperti mumi.

Dia terbaring tak bisa bergerak, tapi di dalam, dia mengerang kesakitan.

Melihat dari dekat, sepertinya kondisinya lebih buruk dari kemarin.

Apakah lukanya terinfeksi?

"Apakah Yang Mulia baik-baik saja?"

"Kami melakukan yang terbaik, tapi lukanya sangat parah sehingga dia tidak bisa sembuh."

Dokter itu menegakkan kepalanya dengan berkeringat dingin.

Kaisar sekarat dan dia tak bisa berbuat apa-apa, jadi dia merasa takut.

"Ayahku yang malang..."

Aku duduk di samping tempat tidur dan memegang tangan kaisar.

"Hari ini pun saya akan merawatnya sebaik mungkin."

Dan kemudian aku menghabiskan sedikit energiku.

Sama seperti kemarin, bahu dan lengannya sudah sedikit sembuh.

Bahkan setelah menyembuhkannya sebanyak itu, aku sudah kehilangan energi lagi dan sampai terjatuh.

"Grand Duchess...... !"

Aku Hanya Ingin Pernikahanku Aman (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang