s a t u

8.9K 650 60
                                    

• H A P P Y  R E A D I N G •

"Hari ini gua bakalan masuk ke sekolah yang udah lama gua idamkan, kira-kira gimana tempatnya yah" ujar Nada sambil menatap lekat wajahnya dipantulan kaca.

Hari ini dirinya memakai make up sedikit supaya tidak terlihat pucat. Rambutnya ia biarkan terurai, dan untung saja seragam yang dipake Nada sangat nyaman untuknya.

"Lo jangan terlalu terlena sama sekolahnya" ujar arwah Nada yang sedang duduk di tepi ranjang.

"Kebiasaan hantu kayak gitu yah? Ngangetin manusia?" tanya Freya kesal.

"Sorry, pokoknya lo harus hati-hati" peringat arwah Nada.

"Iya-iya, makasih udah khawatirin gua. Tapi ingatan lo belum kembali?" tanya Freya serius.

"Belum, tapi gua bakalan berusaha" jawab arwah Nada.

"Oke, gua tunggu" balas Freya. Setelahnya arwah Nada langsung pergi kembali, mungkin untuk mencoba mengingat semua ingatannya.

Setelah semuanya siap, Nada langsung turun ke bawah untuk sarapan. Di ruang makan sudah ada Widya, Aldevin dan Darren. Nada duduk disamping Kakaknya, Darren. Sedangkan Widya duduk disamping Aldevin.

"Kamu belum sehat, kenapa malah mau pergi sekolah?" tanya Widya yang khawatir.  

"Nada udah sehat kok, jadi Bunda jangan khawatir" jawab Nada tersenyum.

"Udah biarin, dia juga ketinggalan beberapa pelajaran. Nanti nilai dia jelek lagi" ucap Aldevin yang fokus dengan makanannya.

"Pah.. Nada itu baru aja keluar dari rumah sakit" ujar Widya lembut.

"Terus kenapa? Cuman keluar rumah sakit doang. Biarin aja Nada sekolah supaya dia bisa pinter kayak Darren" balas Aldevin.

"Pah, jangan banding-bandingin Nada sama Darren" ujar Widya yang mulai emosi.

"Itu fakta, anak perempuan kamu ini sangat bodoh. Tidak pernah membanggakan saya sama sekali" balas Aldevin yang ikutan emosi.

"Stop Pah, Nada juga anak kamu" ucap Widya. Suasana mulai ricuh karena keributan Aldevin dan Widya. Menurut Darren ini sudah menjadi kebiasaan di rumahnya jika berkumpul. Sedangkan Nada hanya terdiam, dia tampak tidak peduli.

Keduanya masih saja adu mulut, sampe-sampe membawa kesibukan masing-masing. Darren yang muak dengan perbincangan ini langsung pergi ke sekolahnya. Sedangkan Nada masih anteng dengan makanannya, sampe-sampe Darren heran, biasanya Nada akan langsung pergi.

'Salah masuk raga ni gua?' batin Nada yang tidak peduli dengan keributan ini.

xxxxx

SMA LENTERA INTELEGENCY, sekolah favorit yang menarik pusat perhatian para pelajar. Semua para orangtua mendamba-dambakan anaknya masuk sekolah ini, karena apa? Karena sekolah ini memiliki banyak prestasi dibidang akademik mau pun non-akademik.

Sekolah yang memiliki empat lantai ini, mempunyai beberapa fasilitas yang nyaman untuk para murid. Sekolah Menengah Atas ini, menjamin para murid masuk ke kampus yang mereka impikan tanpa test. Tapi dengan catatan mereka semua pintar dibidang akademik maupun non akademik.

Novum Corpus [Transmigration] ✅Where stories live. Discover now