e m p a t p u l u h l i m a

2.9K 203 21
                                    

• H A P P Y R E A D I N G •

"Ale... "

Nada terus berteriak memanggil nama Aleo, tapi Aleo yang mendengarnya malah mengabaikannya seolah-olah dirinya tidak mendengar teriakan Nada. Setelah percakapan di rooftop tadi, Nada sekarang akan menjelaskan kepada Aleo apa yang sebenarnya terjadi. Tapi Aleo mengabaikannya, itu membuat dirinya kesal.

"Ale dengerin gua dulu dong!" teriak Nada yang menatap Aleo dengan tajam.

"Kalian lagi berantem yah?" tanya Galang.

"Bukan urusan lo, minggir sanah jangan halangin gue" teriak Nada yang mendorong Galang dari hadapannya.

"Kita gak ada hubungan, gak usah nyari gue lagi!" tegas Aleo yang langsung berlari ke arah lapangan.

"Sialan, awas aja lo!" teriak Nada sambil melempar tas nya tapi tidak jadi karena Raja menahannya.

"Udah besok aja, nanti gua bakalan ngomong sama Aleo" ujar Raja yang mencoba menenangkan Nada.

Nada langsung melepaskan tangan Raja dari tubuhnya. Dirinya langsung pergi dari lapangan basket. Nada mencoba menahan dirinya untuk tidak memukul Aleo. Ia mencoba untuk tersenyum dan tenang.

"Oke tenang, gua masih ada urusan lain" ujar Nada yang memegang kuat tasnya. Dirinya langsung berlari untuk mencari seseorang.

Tujuannya adalah menuju kelasnya. Walaupun sebagian murid sudah pulang, tapi di kelasnya masih ada murid yang sedang piket yaitu Gracia. Nada sedang mencari Gracia, karena ada sesuatu yang harus dirinya tanyakan.

"Gracia.. Graci.."

"Stop, lantainya udah di pel" ujar Gracia yang menatap Nada dengan malas.

Di saat Nada membuka pintu kelasnya, ternyata lantainya sudah di pel. Gracia yang sudah membersihkan lantainya rasanya sia-sia. 

"Sorry, gua gak tau" ujar Nada yang tersenyum tanpa malu. Dirinya langsung mundur beberapa langkah.

"Gua capek loh, lantainya arghh!" kesal Gracia. Padahal dirinya sudah membersihkan lantainya tiga kali, karena tadi temannya tidak sengaja menginjak lantainya.

"Maaf-maaf, kenapa juga lo piket sendiri?" tanya Nada yang terkekeh menatap Gracia yang sedang membersihkan lantainya kembali.

"Yang lain udah pada balik, sebagai murid yang rajin gua harus teliti bersih-bersihnya biar kelas kita nyaman" jelas Gracia sambil menyimpan alat pel nya.

Nada hanya mengangguk mendengar ucapan Gracia. Setelah Gracia selesai, dirinya tidak lupa menutup pintu kelasnya.

"Ada apaan ni lo manggil gua?" tanya Gracia yang sedikit penasaran.

"Gua mau tanya sesuatu soal Arissa, lo kenal dia?" tanya Nada yang menatap Gracia dengan serius.

"Satu sekolah juga kenal sama dia, tapi gua gak deket cuman sebatas tau aja. Kenapa lo nanyain soal Arissa?" tanya Gracia yang kebingungan.

"Menurut lo, gua pernah ada masalah sama Arissa gak?"

"Kayaknya sih enggak, gua juga gak tau. Ingatan lo udah pulih?" tanya Gracia yang menatap Nada.

"Iya, tapi gak semuanya. Lo tau kan, katanya gua yang dorong Arissa di rooftop. Lo percaya gak gua yang dorong dia?" tanya Nada. Dirinya penasaran, siapa tau pandangan orang beda-beda.

"Soal itu, gua gak tau kebenarannya gimana. Tapi waktu Arissa jatuh, tiba-tiba lo dateng lari-lari nyari kalung. Dan di sana Aleo marah-marah sama lo, murid lain jadi mulai curiga deh sama lo" jelas Gracia, itu yang dirinya pikirkan.

Novum Corpus [Transmigration] ✅Where stories live. Discover now