e m p a t p u l u h d e l a p a n

2.9K 200 29
                                    

H A P P Y R E A D I N G •

"Gua selalu berusaha belajar tiap hari, tapi kenapa nilai gua selalu rendah? Gua cuman pengen dapet nilai tinggi, ini bikin gua stress"

"Jadi remaja itu sulit, kan?"

"Kenapa gak ada yang berjalan sesuai keinginan gua? Kenapa gua selalu gak beruntung dalam hal apapun? Kenapa?!"

Nada menghapus air matanya. Ia berharap kehidupan yang tidak adil ini cepat berlalu.

"Kenapa nilai gue selalu rendah? Kenapa orang tua gua selalu bandingin gua? Kenapa gak ada yang sayang sama gua? Apa gua seburuk itu?" tanya Nada sambil menatap orang di sampingnya.

"Kenapa lo selalu mikir kalau diri lo itu buruk? Lo gak buruk sama sekali. Lo itu hebat, lo baik, lo cantik dan lo pintar. Lo itu gadis paling hebat, dan lo pantas dicintai. Jadi berhenti mikirin hal-hal negatif, lo gak buruk sama sekali!" tegas orang di sampingnya yang diakhiri senyuman.

"Lo gak capek dengerin keluh kesah gua, Dy?"

"Kenapa, apa lo gak suka?"

"Bukan gitu, cuman lo doang yang ngerti keadaan gua. Bahkan, Azka yang udah dari dulu sama gua gak pernah kayak gini" ujar Nada sambil menunduk.

"Gua tau ini sulit, tapi ayok terus bertahan" balas Geraldine sambil mengusap rambut Nada.

"Iya, ayok kita bertahan. Tapi kenapa cinta gua selalu bertepuk sebelah tangan? Kenapa Azka gak pernah liat gua?"

"Nad, kalau lo ngasih semua cinta lo ke Azka. Lo bakal susah mencintai orang berikutnya" ujar Geraldine.

"Gapapa, cinta gua udah habis di Azka. Dan gua gak mau ada orang berikutnya" balas Nada yang menatap Geraldine, lalu tersenyum.

Setelah mengucapkan itu, Nada langsung pergi dari hadapan Geraldine.

"Kenapa bukan gua? Kenapa orang yang lo suka bukan gua? Gak bisakah lo liat gua, Nad?"

"Apa seharusnya waktu itu gua jujur?"

Geraldine terus memikirkannya. Ia berniat akan jujur soal perasannya tapi ternyata Aleo lebih dulu, Geraldine rasa ini salah. Tapi Geraldine lebih memikirkan sikap Nada akhir-akhir ini. Setelah kecelakaan itu, Geraldine rasa ada yang aneh dengan Nada.

"Apa itu cuman perasaan gua doang yah? Tapi, kenapa dia gak inget gua sama sekali? Apa ingatannya belum pulih?"

Geraldine terus menanyakan hal yang sama kepada dirinya sendiri. Tapi dirinya terlalu ragu untuk menanyakan langsung. Ia rasa Nada bukalanlah Nada yang dirinya kenal.

"Woy, nunggu lama lo?"

Seseorang mengejutkan lamunanya. Geraldine langsung berbalik dan menatap orang yang bicara barusan.

"Menurut lo gimana?" tanya Geraldine yang kesal.

"Apa yang mau lo tanyain?"

"Soal Jingga Ravesya."

Seketika raut wajah Davin langsung berubah. Bukannya Davin dan Geraldine sudah sepakat untuk tidak membicarakan soal itu? Tapi kenapa tiba-tiba Geraldine membicarakannya?

"Gua tau kita udah sepakat, tapi gua cuman penasaran doang. Lo beneran gak sengaja dorong Jingga, kan?" tanya Geraldine. Dirinya ingin memastikan kembali ucapan Davin waktu itu.

"Maksud lo apa? Lo mikir gua beneran dorong Jingga?"

Satu tahun yang lalu..

"Gimana olimpiadenya?"

Novum Corpus [Transmigration] ✅Where stories live. Discover now