Bag 01. Senior year

22K 1K 106
                                    

Setelah liburan panjang selama hampir tiga Minggu, bersyukurlah bagi murid Pelita Bakti Highschool, telah memasuki tahun ajaran baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah liburan panjang selama hampir tiga Minggu, bersyukurlah bagi murid Pelita Bakti Highschool, telah memasuki tahun ajaran baru. Sekarang, hanya tersisa satu tahun lagi hingga senior year lulus dan menjalani kehidupan sebenarnya.

Kehidupan setelah lulus SMA, jauh lebih menegangkan karena kerasnya hidup akan mereka rasakan secara nyata. Bersyukur bagi orang tuanya yang mampu melanjutkan pendidikan anaknya sampai ke jenjang perkuliahan. Oleh karena itu, jangan sia-siakan kesempatan belajar.

Tapi, namanya masa remaja, ada saja manusia yang menyia-nyiakan kesempatan itu. Seperti halnya, Harvey Nalendra si leader of Dandelion, lelaki tampan itu tidak pernah serius dengan yang namanya belajar. Berada di peringkat paling bawah, asal tetap naik kelas bukanlah masalah besar.

Dia juga berasal dari kalangan konglomerat, yang mana masa depannya sudah terjamin, tapi yang namanya masa depan harus memiliki tujuan.

"Harvey, dia ini Cleobee Lavender, salah satu kebanggaan Pelita Bakti karena sudah melakukan student exchange di SMA Chukyo, salah satu SMA terbaik di Jepang."

"Terus, tujuan bapak manggil saya, itu apa?" tanya Harvey.

Pertanyaan Harvey, rupanya mengundang sosok wanita cerdas seperti Cleobee langsung meliriknya sinis. Sementara itu, Harvey tidak peduli bahkan memandangnya saja enggan.

"Ehm ... Jadi begini, demi menjaga akreditas, pihak sekolah menginginkan kamu untuk meningkatkan nilai kamu dalam bidang akademis—"

"Haduh! Gak penting banget, tanpa belajar juga tetap lulus, 'kan?"

"Iya memang lulus, apalagi Ayah kamu kan salah satu penyumbang paling besar di sekolah, tidak mungkin kami menggagalkan kamu—"

"Jadi, buat apa saya belajar?"

Seketika suasana kembali hening dengan kepala sekolah yang diam kebingungan, dan Cleobee yang sebenarnya tidak ingin ikut campur atau bersedia pada tawaran itu.

"Saya juga tidak bersedia mengajari murid yang tidak punya pendirian!" tukas Cleobee sambil berdiri dari duduknya.

"Terima kasih banyak atas beasiswa yang Bapak tawarkan, tapi saya masih mempunyai orang tua yang mampu membiayai pendidikan saya." Cleobee melanjutkan, kemudian bertolak dari ruangan itu.

Rasa tidak peduli Harvey, mendadak berubah ketika mendengar balasan Cleobee. Perempuan pintar itu, selalu bicara angkuh dan menyakiti lawan bicaranya. Padahal sudah enam bulan ini tidak bertemu, tapi secara mengejutkan dia kembali.

"Ya udah, Pak. Dia aja gak mau buat apa dipaksa, saya permisi," ucap Harvey, kemudian melangkah keluar dari ruangan kepala sekolah.

Tampak dengan jelas, sang kepala sekolah sangat frustasi menghadapi tingkah laku dua manusia yang bertolak belakang. Kepala gundulnya bahkan tidak mampu menahan gejolak emosi yang seperti akan meluap dari dalam otaknya.

Belenggu | Haruto ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang