(Season 02) Prologue

4.4K 290 70
                                    

warning // cerita ini mengandung konten sensitif, harap pembaca bijak dalam menanggapinya.

untuk pembaca season satu, kalau season dua di skip pun gak masalah. karna konfliknya gak berhubungan. thanks

Motor itu melaju dengan kecepatan tinggi memecah jalanan kota yang begitu ramai, telat membuka mata dia terpaksa mengebut, supaya sampai di kampus lebih cepat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Motor itu melaju dengan kecepatan tinggi memecah jalanan kota yang begitu ramai, telat membuka mata dia terpaksa mengebut, supaya sampai di kampus lebih cepat. Padahal alarm itu sudah berdering tak terhitung, tapi mata kantuknya enggan membuka mata. Oleh karena itu, dia harus menerima nasibnya yang sepertinya telat di hari pertama penerimaan mahasiswa baru.

Suara rem yang berdecit berhenti tepat di parkiran, buru-buru ia melepas helm di kepalanya lalu berlari sekuat tenaga menuju barisan.

"Stop!" teriak seseorang yang diyakini adalah senior atau salah satu anggota BEM, dia berteriak dengan pengeras suara setelah melihat kedatangan seseorang yang terlambat.

"Harvey Nalendra ... Suatu kebanggan bagi gue, bisa nge-ospek lo!" serunya, lalu terkekeh dengan seringainya yang tajam.

Fuck!- lelaki itu memekik kesal dengan kedua tangannya yang mengepal erat, dia tak habis pikir bisa bertemu dengan Gandhy di kampus ini.

Sepertinya rencana Gandhy, berbuat amal tahun lalu berhasil menjadikan dirinya sebagai ketua BEM di Fakultas Teknik. Sangat disayangkan, Harvey mengikuti jejak Aksa yang menyuruhnya masuk di Fakultas Teknik, tanpa mencari tahu informasi mengenai lelaki licik itu.

"Lo kenapa bisa telat?" tanya lelaki itu setelah jalan menghampiri Harvey.

"Bukan urusan lo," jawabnya dingin.

Gandhy hanya tersenyum dengan seringai yang tajam, ia menepuk pelan pundak Harvey lalu mendorongnya masuk ke dalam barisan.

"Oke! Sesuai instruksi diawal, setelah ini kalian masuk ke dalam aula!" teriak Gandhy dengan pengeras suara di tangannya.

"Siap, Kak!" seru mahasiswa baru dengan kompak.

Gandhy tersenyum bangga, lalu memutar arahnya menghampiri Jinandra dan Yohanes yang mendapat giliran tugas.

"Ji, lo urus mereka, gue mau ke BEM Universitas," ucap Gandhy pada Jinandra. Hanya dibalas anggukan kepala oleh Jinandra.

"Yohan, lo fokus awasi pecandu itu, jangan sampai dia buat gara-gara!" lanjut Gandhy.

Yohanes mengernyitkan dahinya dan menatap lelaki itu heran, untuk apa dia mengawasi Harvey seketat itu?

"Emangnya kenapa?" tanya Yohanes bingung.

Gandhy berdecak kesal, untuk urusan itu masih juga harus dijelaskan. "Gue lihat ada Jaxen di Fakultas Teknik, jangan sampai mereka bongkar rahasia kita. Kalau sampai pihak kampus tahu kita anak motor, bisa-bisa jabatan kita di BEM dicopot."

Yohanes menganggukkan kepalanya seolah mengerti dengan ketakutan Gandhy. Kemudian mereka berpisah dan menuju ke tempatnya masing-masing.

•••

Belenggu | Haruto ✔Where stories live. Discover now