Bag 57. Total chaos

2.1K 200 54
                                    

Sejak malam itu, semua mata menjadikan Harvey sebagai atensi menarik atas ramainya berita itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sejak malam itu, semua mata menjadikan Harvey sebagai atensi menarik atas ramainya berita itu. Meski hanya berdasarkan rumor, tapi siapa sangka beberapa oknum membuka habis-habisan masa lalu kelam seorang Harvey Nalendra. Jika ingin tahu pelakunya, siapa lagi kalau bukan dua saudara itu, terlalu berambisi menghancurkan lelaki malang itu, mereka membuat banyak akun anonim untuk mengungkap masa lalu Harvey.

Harvey benar-benar kacau, sekedar menampakkan dirinya ke wilayah kampus. Dia terlalu takut dan malu, pada kesalahannya dulu yang kembali terungkap. Hingga pada akhirnya, lelaki itu bersembunyi di suatu tempat aman yang ada di gedung teknik. Ia dalam ketakutan hebat, terlalu ringkih sekedar menunjukkan wajahnya.

Berkali-kali getaran dari handphone itu mengejutkan Harvey, tapi dia terlalu putus asa sekedar memberi tahu keadaannya. Sehingga pilihan yang tepat, mengabaikan segala panggilan itu dengan mematikan handphone-nya.

Semua orang khawatir dengan keadaan lelaki itu, termasuk Jaxen dan Janu yang susah payah berkeliling kampus mencari keberadaannya. Bahkan, Cleobee dan teman-temannya ikut andil mencari Harvey, sampai merelakan jam kuliah. Mencari di setiap sudut kampus, tapi tak bertemu jua.

"Gudang!" seru Jaxen tiba-tiba.

Sebelum melanjutkan apa yang akan lelaki itu sampaikan, netra tajamnya melirik para wanita itu, jika nekat mereka bisa kehilangan jam mata kuliah lagi.

"Liv, ajak lainnya ke gedung kalian, biar Harvey gue sama Janu yang nyari. Sebentar lagi ujian, kalian ngga bisa absen dua kali," lanjutnya.

Olyvies menganggukkan kepalanya, dengan bantuan Bahiyyih dia menarik paksa tangan Cleobee supaya menuruti permintaan itu. Meski sedikit drama, akhirnya Cleobee menuruti keinginan mereka dan menyerahkan sepenuhnya pada dua lelaki itu.

"Lo pasti ingat, 'kan? Harvey sering sembunyi di tempat-tempat kayak gudang sekolah, intuisi gue bilang kalau dia lagi sembunyi di gudang Teknik."

Janu menganggukkan kepalanya seolah mengerti. "Pasti ini kerjaan anak-anak Baewon, cuma mereka yang tahu masa lalu Harvey!"

"Terlepas siapa yang nyebar berita itu, kita harus nemuin Harvey sebelum cowok gila itu bertindak gegabah seperti tahun lalu!" seru Jaxen.

Janu kembali menganggukkan kepalanya, lalu bersama-sama melangkahkan kaki menaiki anak tangga mencari gudang yang sekiranya dijadikan tempat persembunyian Harvey. Mereka terus mencari, sampai membuat atensi semua orang memandang heran dan beberapa lainnya sinis.

Tepatnya di persimpangan koridor, ada suatu gudang bekas ruangan kelas yang tak terpakai. Buru-buru mereka berlarian menuju gudang itu, lalu mendobraknya masuk. Berharap semua baik-baik saja, mengingat lelaki itu dulunya pernah gila.

"Harvey!" seru Jaxen begitu melihat lelaki itu tengah merokok dengan santai memandang ke luar jendela.

Harvey memalingkan wajahnya yang datar, memandang tanpa rasa bersalah lalu melempar sisa rokoknya, kemudian melangkah menghampiri dua manusia itu.

Belenggu | Haruto ✔Where stories live. Discover now