Bag 14. So what

6.4K 583 48
                                    

Malam hari dengan cuacanya yang dingin, di markas dengan lima pemuda yang sedang berpesta kecil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam hari dengan cuacanya yang dingin, di markas dengan lima pemuda yang sedang berpesta kecil. Wilayah mereka cukup sunyi dari penduduk, makanya tak heran tak ada yang menegur keributan yang mereka buat. Karena pada dasarnya, pemukiman itu hanya sisa-sisa pembangunan yang mangkat.

"Untuk pertama kalinya, seorang Harvey jadi ketua kelas!" seru Jaxen sambil melempar kulit kuaci ke lelaki itu.

"Serius lo?" tanya Aksa tidak percaya.

Jaxen menganggukkan kepalanya. "Wakilnya Cleobee," lanjutnya.

"Anjing, keren banget temen gue!" seru Jeremy dengan bangga.

"Lo kenapa gak ikutan Nu, kan pernah jadi ketua OSIS?" tanya Aksa penasaran.

Janu berdehem pelan, sudah bukan waktunya mencari validasi dari para guru, sebab dia sudah mendapatkannya sejak kelas dua SMA. Dia pun tersenyum dengan bangga, atas pencapaian yang sudah ia raih.

"Waktunya istirahat," jawabnya singkat.

Aksa hanya menanggapinya dengan senyuman manis, ikut merasa bangga sebab selama ini mereka terlalu sering dijatuhkan hingga direndahkan.

Namun, di antara keramaian itu ada Harvey yang diam melamun dengan keringat yang bercucuran. Sejak satu jam yang lalu, tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang tidak nyaman dalam pikirannya.

"Har, lo kenapa?" tanya Jeremy.

Jaxen dan Janu terdiam kompak memandang keanehan Harvey, tak lama disusul lainnya karena suasana menjadi hening.

Harvey mendongakkan wajahnya, menatap mereka dengan sorot matanya yang kosong seperti orang linglung. Dadanya terasa sangat sesak dan nyeri, kepalanya sangat pusing, dan perutnya mual.

"Har, lo baik-baik, aja?" tanya Jaxen sambil menyentuh pundak lelaki itu.

Namun, dengan cepat dia langsung bergerak menghindari sentuhannya. Matanya masih fokus meneliti wajah mereka satu-satu, hingga dia mengerjap kaget pada kemunculan sosok Mamanya di antara mereka. Pupil Harvey membulat dengan tangan yang bergerak memukul kepalanya.

"Je, gue rasa sakitnya kumat, kasih obat lo sebelum makin parah!" ucap Aksa.

Jeremy mendelik kaget. "Obat apa?" tanyanya heran.

"Kokain, pil, sabu, ganja, marijuana, terserah lo yang penting dia sadar. Gue rasa dia mulai masuk gejala overdosis!" jelasnya.

Jeremy kembali mengerjap kaget dan sibuk mencari segala macam obat yang disebutkan Aksa, tapi hasilnya nihil sebab dia tidak membawanya. Jeremy pun ikut merasa panik, dengan gejala yang Harvey rasakan.

Belenggu | Haruto ✔Where stories live. Discover now