Bag 47. Clarity

2.3K 212 61
                                    

Di hari yang berbeda, dengan wajah masamnya yang menukik tajam, Juliette mendatangi Yohanes di markasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di hari yang berbeda, dengan wajah masamnya yang menukik tajam, Juliette mendatangi Yohanes di markasnya. Dia harus mendapatkan kejelasan dari masalah tadi malam, lengah sedikit dia bisa tertangkap polisi ketika sedang masa percobaan. Juliette terlalu sering keluar masuk kantor polisi, dia diberikan kesempatan satu kali lagi. Jika melanggarnya, maka dia harus terima untuk melakukan proses rehabilitasi.

Begitu mudahnya Juliette menipu para polisi dengan bersandiwara.

"Bang! Ada Julie!" teriak Riki dengan matanya yang fokus memainkan game di handphone-nya.

"Kakak!" seru Juliette lalu duduk di sebelah lelaki itu, meski sedang kesal sebisa mungkin ia menunjukkan wajah ramahnya.

"Seenaknya lo panggil gue nama, lo 'kan baru naik kelas tiga!" lanjutnya.

"Iya. Maaf Kak Jul," balas Riki.

Sedikit cerita, mereka satu sekolah SMA dan berteman dekat sejak Juliette tahu kalau lelaki yang sangat menjaga wajah tampannya, yaitu Riki, salah satu anggota Baewon.

"Bang!" teriak Riki sekali lagi.

Tepat pada teriakan ke dua, akhirnya si pemilik nama keluar dengan wajahnya yang tertekuk menatap sang Adik tajam mengintimidasi. Tapi, belum sampai kakinya di hadapan Juliette, tiba-tiba saja Gandhy keluar dari ruangannya, bersama seorang wanita yang ikut keluar di belakangnya.

"Eh, ada Juliette. Kebetulan ada Sonya juga," celetuknya.

Dua wanita yang dulunya berteman akur, mendadak saling melempar tatapan sengit. Keduanya enggan menyapa, bahkan saling memutar bola mata ketika melihat wajahnya. Tentu saja, hal itu membuat Gandhy kebingungan ketika sang Adik terlihat acuh pada temannya.

"Urusan gue bukan sama dia, Bang." Juliette menanggapinya, lalu keluar seraya menarik tangan Abangnya.

Mereka sudah berada jauh dari tempat yang aman, Yohanes begitu emosi sampai menyentak tangannya. Alis tebalnya menukik tajam dengan matanya yang nyalang tanpa ekspresi.

"Udah gue bilang, jangan ke markas gue! Julie bodoh!"

Juliette berdecak seraya memutar bola mata malas, lalu melipat kedua tangannya di dada, dan membalas pandangannya yang tak kalah dingin. "Lo 'kan, yang nelepon polisi tadi malam?"

Yohanes diam keheranan, untuk apa dia menelepon polisi, bukan urusannya dan dia tak peduli. "Gila lo!"

"Gara-gara ulah lo! Gue hampir kebawa polisi lagi, anjing!" sungut Juliette sambil menunjuk kesal wajah Abangnya.

Belenggu | Haruto ✔Where stories live. Discover now