Bag 59. Friendship solidarity

2.3K 219 37
                                    

Semua orang terlihat frustasi memikirkan nasib lelaki malang itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua orang terlihat frustasi memikirkan nasib lelaki malang itu. Mereka semua tahu, bahwasannya Harvey dijebak oleh adik kakak itu, tapi kurangnya bukti apa yang bisa mereka lakukan demi membebaskan Harvey. Sampai-sampai mereka menggeleng heran karena memikirkan liciknya dua manusia itu, seperti Aksa yang sejak tadi hanya diam memijat keningnya.

"Yohanes udah kebangetan, kita ngga bisa diam aja! Cara mereka terlalu sampah untuk balas dendam!" gerutu Jaxen dengan sorot matanya yang menukik tajam.

Semua orang setuju dengan ucapan Jaxen, setelah sekian lama mereka tidak membuat keributan, kali ini mereka memancing dengan umpan yang salah. Bagaimanapun juga, Harvey masih bagian dandelion, dan itu adalah identitas mereka.

"Kita harus datangi markas Baewon, Gandhy dan para antek-anteknya pasti lagi party merayakan kehancuran kita," celetuk Jay penuh ambisi.

Bahkan lelaki seperti Jay yang tak terlalu suka dengan keributan, ikut andil menyuarakan pembalasan itu. Dia terlalu jera dengan tingkah laku lawan, yang tanpa habis pikir terus mengusik mereka.

"Kali ini gue setuju, sampai kapan pun mereka ngga akan pernah mau ngalah. Sebisa mungkin sebelum kita benar-benar hancur, mereka bakalan ganggu kita terus," celetuk Jeremy. Kedua tangannya mengepal kuat bersama matanya yang menyorot tajam.

"Harvey ngga salah, semua jelas ulahnya Yohan!" sungut Janu.

"Gue siap pasang badan paling depan, untuk ngebela Harvey," timpal Jake berwajah datar.

"Arggh! Bajingan itu pasti lagi ketakutan!" sergah Jaxen seraya menendang segala benda yang ada di depannya, emosinya benar-benar memuncak minta dilampiaskan.

Aksa menghela napas panjangnya, netranya memandang para anggotanya satu persatu, kemudian beranjak dari duduknya dan berdiri di tengah mereka. "Merah artinya berani, dan itu warna kita."

Mereka semua mengangguk setuju, dengan kompak berdiri membentuk lingkaran siap melakukan pertarungan besar. Semua orang kembali saling melempar pandangan, setidaknya balasan mereka bisa memaksa Yohanes supaya jujur dengan jebakannya kepada Harvey.

"Kalian ngga perlu nyerang kami, karena itu semua murni ulah Yohan," celetuk seseorang.

Mata itu kompak memalingkan wajahnya memandang pemilik suara itu, melihat wajahnya seketika membuat amarah mereka meningkat, tapi tertahan ketika salah seorang anggota organisasi ride and art turut hadir di belakangnya. Sonya, entah apa yang dia lakukan mendatangi markas Dandelion bersama Gandhy.

Melihat kedatangannya, berhasil memicu emosi Jaxen, dia menghampiri lelaki itu dengan iris matanya yang menukik tajam. Belum sampai di situ, penuh keberanian dia mencengkeram lengan Gandhy lalu mendorongnya ke dinding. Hal itu membuat Sonya menutup mulut dengan mata terbelalak kaget.

"MAU NGAPAIN LO KE SINI, ANJING!" teriaknya.

Melihat keributan itu, sebagai ketua Aksa langsung bergerak menghentikan emosi lelaki itu, bagaimanapun juga masalah ini harus di selesaikan tanpa pertumpahan darah.

Belenggu | Haruto ✔Where stories live. Discover now