Bag 42. Deep talk

2.8K 237 21
                                    

Harvey membuka matanya terkejut karena suara berisik yang menggema di dalam kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Harvey membuka matanya terkejut karena suara berisik yang menggema di dalam kamarnya. Lelaki itu melirik handphone-nya yang bergetar karena panggilan Lalita, lalu beralih ke jam dinding—memperhatikan jamnya dengan seksama dan tertegun kaget dengan mulut terbuka. Ia bangun kesiangan, dan kehilangan satu mata kuliah penting.

Klek-pintu yang terbuka.

Jaxen menggaruk kepalanya yang gatal sambil menguap lebar. Ia memandang lelaki itu lalu mengucek kedua matanya, lalu beralih menggaruk wajahnya.

"Jax, tadi malam siapa yang bawa kita pulang?" tanya Harvey panik. Ia turun dari ranjangnya dengan terburu-buru, lalu memeriksa handphone-nya untuk menghubungi seseorang.

Tuuttttt tuutttt-panggilan pertama tidak diterima.

Harvey tak putus asa, dia mencoba menghubunginya lagi, sedangkan Jaxen langsung melangkah mendekati lelaki itu yang terlihat sangat panik.

"Ada kelas mungkin," celetuk Jaxen.

Tuutttt tuutttt

Pada panggilan kedua, telepon itu bahkan ditolak. Harvey putus asa dan menghela napas panjangnya, ia bersandar di nakas lalu menyisir rambutnya dengan jari.

"Kita lahir di rahim yang beda, tapi punya pikiran yang sama," celetuk Jaxen ikut bersandar di sebelah lelaki itu.

Harvey memalingkan wajahnya, ia tak bergeming dengan wajah datarnya.

"Punya ketakutan yang sama ke cewek yang disuka, takut cuma buat kecewa dan takut kehilangan."

Harvey kembali menghela napas panjangnya, tiba-tiba saja dia menjadi risau karena perbuatannya. Tadi malam, dia mendengar suara kekasihnya yang terdengar mengeluh.

Ting

Harvey melirik layar handphone-nya begitu mendapat notifikasi pesan. Tanpa membuka pesannya, dia bisa membaca isi pesan itu dari layar notifikasi.

Aksa
Udah bangun kalian?
Selamat 'kan tadi malam?
Oh ya
Gue nyuruh Cleo sama temennya buat nganter kalian pulang.

Harvey menggenggam erat handphone-nya, lelaki itu pasti dengan sengaja menghubungi Cleobee supaya dia dapat menghentikan hobinya. Sebenarnya tak perlu khawatir, justru lebih baik kalau kekasihnya tahu tentang hobinya yang belum berubah.

"Tadi malam Cleo sama Oliv yang ngantar kita bertiga pulang," cerita Harvey.

Jaxen kaget bukan main, begitupun Janu yang masih berdiri diambang pintu. Tanpa terburu-buru kakinya melangkah menghampiri mereka berdua, lalu tanpa alasan tersenyum manis seakan tidak ada masalah yang baru saja mereka buat.

Belenggu | Haruto ✔Where stories live. Discover now