📷 chapter e i g h t

1.8K 229 17
                                    

Kalau ditanya bagaimana awal mula Radya bisa mengenal Jeremy, sebenarnya sederhana saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalau ditanya bagaimana awal mula Radya bisa mengenal Jeremy, sebenarnya sederhana saja.

Saat itu, salah satu rekan Radya yang menggeluti hobi yang sama dengannya mengajak ia untuk bergabung dalam sebuah tim yang akan melakukan pemotretan prewedding. Lalu tiba pada hari pelaksanaan ketika semuanya berkumpul di lokasi, Jeremy rupanya turut menjadi bagian dari tim tersebut. Setelah segala pekerjaan akhirnya terselesaikan, barulah mereka memiliki waktu untuk berbincang-bincang santai atau hanya sekadar berbasa-basi.

Radya yang lebih dulu berinisiatif mengajak beberapa rekannya mengobrol, hingga ia tiba pada Jeremy yang kala itu tengah fokus menyantap konsumsi yang disediakan. Laki-laki itu hanya melontarkan sebuah pertanyaan simpel, yakni, "Denger-denger lo baru masuk kuliah? Anak mana lo?"

Kemudian Jeremy menjawab, "Yoi. Kuliah di Santosha gue."

Mendengar nama kampusnya disebut, Radya segera meraih tangan Jeremy dan menjabatnya, dengan raut wajah yang seolah berkata, "Satu almamater kita, bro," tanpa peduli kalau Jeremy adalah adik tingkatnya yang bahkan masih berstatus sebagai mahasiswa baru, walaupun dirinya sendiri sudah menginjak semester lima.

Dan, sudah, sesederhana itu. Lalu di kemudian hari, entah dapat disebut dengan kebetulan atau tidak, Radya menjadi lebih sering bertemu dengan Jeremy saat ia menerima tawaran job yang memang membutuhkan jasa fotografer atau videografer. Oleh karena hal itu pula, Radya semakin akrab dengan Jeremy seolah mereka sudah saling mengenal sejak lama.

Keakraban yang telah berhasil terbentuk pun membuat Jeremy mulai tak ragu untuk menampung Radya di kosnya tatkala ia pulang larut karena rapat organisasi ataupun job yang diterimanya pada weekdays. Seperti halnya hari ini, di mana Radya baru saja menyelesaikan pekerjaannya di sebuah pesta ulang tahun teman satu jurusannya sendiri. Dan hari ini adalah hari Selasa, di mana besok Radya masih harus masuk kuliah seperti biasanya.

"Gue mau masak indomie goreng. Lo mau, Rad?" tanya Jeremy yang tengah menggeledah sebuah rak kecil, mencari stok mi instan yang jumlahnya sudah semakin menipis. "Eh, tapi mi goreng udah habis ternyata, adanya mi kuah ayam bawang."

Radya yang tengah berbaring di kasur Jeremy seolah itu miliknya membalas, "Kenapa kebanyakan anak kosan cuma nyetok mi instan, sih? Makan mi doang mana kenyang, bro."

Jeremy kontan berdecak malas. "Udah numpang, ngelunjak pula. Lo masak sendiri ajalah sana, gue juga punya kali beberapa bahan masakan."

"Baperan amat lo, orang bercanda doang juga," sahut Radya. Ia meregangkan tubuhnya sejenak seraya menguap. Tangannya kemudian bergerak meraih ponsel miliknya yang sempat bergetar pendek-pendek, tanda beberapa chat diterimanya. "Gue udah makan tadi, dapet jatah konsumsi untungnya. Lo masak aja dah tanpa gue."

Through the Lens [END]Where stories live. Discover now