📷 chapter t w e n t y f i v e

1.2K 175 24
                                    

Selepas Radya membersihkan diri di kamar mandi pada malam itu, ia segera naik ke atas tempat tidur dan menggosok rambutnya yang basah dengan handuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas Radya membersihkan diri di kamar mandi pada malam itu, ia segera naik ke atas tempat tidur dan menggosok rambutnya yang basah dengan handuk. Di tengah-tengah kegiatannya, pandangan laki-laki itu secara tak sengaja tertuju pada tas kamera yang berada di atas meja belajar. Lantas ia pun menyampirkan handuk di bahu dan beranjak untuk meraih tas kamera tersebut karena ingin mengecek beragam potret yang berhasil ditangkap sepeninggalnya dari Sea World.

Kini kamera sudah berada di tangan. Radya pun mulai jelajahi satu per satu isi galeri yang memuat foto-foto bertemakan laut. Dan seperti biasanya, ia akan merasa bangga pada diri sendiri ketika mendapati hasil dari potret yang diambilnya mendekati kata sempurna. Sebaliknya, yang dirasa agak kurang akan ia hapus agar tak penuh memori. Namun, Radya justru tak melakukan apa-apa kala sampai pada satu foto yang tidak berada dalam posisi keduanya.

Potret itu ia ambil dengan angle dari bawah, bermaksud ingin menangkap akuarium yang berada tepat di atas Lorong Antasena. Sedikitnya empat jenis spesies ikan terdapat di sana, begitu pula dengan raga beberapa pengunjung yang hanya tampak setengah badan. Kendati demikian, fokus Radya malah tertuju pada sosok seorang gadis di sudut frame, tengah menengok ke samping dengan pandangan takjub, sementara lengkungan di bibir terbentuk sewajarnya.

Ialah Alsanira Mahika, yang sosoknya sudah kedua kali tak sengaja tertangkap oleh lensa kamera milik Mahameru Faradya.

Kedua ujung-ujung bibir Radya pun tertarik perlahan. Sepasang netranya masih betah memandangi apa yang tertampil dalam layar kamera. Harus Radya akui bahwa ia sejujurnya agak kurang puas dengan hasil foto yang satu itu. Namun, rasanya semua menjadi sempurna hanya karena keberadaan Alsa di sana.

Lantas yang Radya lakukan selanjutnya adalah memindahkan file potret tersebut ke ponselnya. Demi menghargai Alsa, ia sama sekali tak berniat menyimpan foto itu untuk dirinya sendiri agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Usai berpikir selama beberapa saat, akhirnya ia putuskan untuk membaginya pada orang yang bersangkutan.

Mahameru Faradya
[Sent a photo]
Do you get deja vu?
That's how i found you
And then i'm falling right away

-

Kania cukup yakin kalau yang namanya kelas pagi merupakan musuh bersama sebagian besar mahasiswa di kampus mana pun. Oh, tentu dirinya sendiri pun termasuk. Untuk beranjak dari tempat tidur saja rasanya begitu enggan, apalagi angkat kaki menuju kamar mandi. Kemudian begitu sampai di kelas, ia akan menemukan wajah-wajah malas dan lesu karena rasa kantuk yang turut membuatnya tak bersemangat mengikuti perkuliahan di jam pertama.

Namun, khusus di pagi hari ini, Kania mendapati sesuatu yang mengherankan setibanya ia di ruangan.

Adalah Alsa, yang telah duduk manis di kursi lipatnya dengan wajah segar dan berseri-seri. Kendati biasanya Alsa memang tak pernah terlihat malas dalam menjalani hari, tetapi Kania tetap dapat dengan mudah menemukan perbedaannya kali ini. Lihat saja sekarang, kawannya yang satu itu tiba-tiba tersenyum kala ia menatap layar ponsel di tangan.

Through the Lens [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang