13. Teman Baru

81K 5.9K 946
                                    

Berulang kali Sagara menenangkan Acia, tetap saja gadis itu tidak berhenti menangis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berulang kali Sagara menenangkan Acia, tetap saja gadis itu tidak berhenti menangis. Otak Sagara mendadak buntu. Ia tidak pernah berada di posisi ini sebelumnya. Menghadapi seorang gadis yang tengah menangis kejer dan itu karena ulahnya, sangatlah sulit. Lebih sulit dari pada mengerjakan soal-soal Matematika sebanyak 100 lembar.

Acia menangis tersedu. Meski Sagara sudah memeluk dan mengecupnya. Hatinya masih tidak bisa tenang. Acia benar-benar sakit hati membaca surat cinta itu. Ingin rasanya Acia mencubit perempuan yang telah berani mengirim surat cinta pada suaminya yang ganteng. Dasar perempuan centil.

"Berenti nangis Acia. Gue harus gimana lagi ini? Arghh... Gue beneran pusing." Sagara mengacak rambutnya frustasi.

"Kak Sagara jahat... Acia tau Kak Sagara ganteng... Acia tau Kak Sagara banyak yang suka... tapi hargai dikit perasaan Acia. Kak Sagara selingkuh..."

"Kak Sagara enak-enakan di belakang Acia main surat cinta sama cewek lain... Acia mau aduin ke Bunda... Hati Acia sakit banget... serasa ditusuk..." Acia menepuk-nepuk dadanya dengan tangan mungilnya yang gemetar.

Selingkuh? Main surat cinta? Sungguh Sagara tidak pernah melakukan hal konyol itu. Dari pada berbalas surat cinta dan menjalin hubungan dengan perempuan lain sana sini, mending Sagara menghabiskan waktu di depan laptop. Mengerjakan tugas sekolah. Tidak ada waktu baginya mempermainkan hati perempuan apalagi sampai berbalas surat cinta. Pemikiran Acia dangkal sekali.

"Gue nggak pernah selingkuh Acia. Apalagi sampe main surat cinta. Percaya sama gue, please." Sagara menangkup wajah Acia yang basah. Menyeka air mata gadis itu dengan pelan.

"Acia enggak percaya... Kak Sagara ganteng pasti suka mainin perasaan cewek... Sekarang hati Acia yang Kak Sagara mainin... Acia nggak tau perasaan apa ini... Acia... Acia mau marah... Acia mau nangis sepuas Acia..." Acia menjauhkan tangan Sagara dari pipinya.

"Acia tau Kak Sagara enggak sayang sama Acia... Cuma Acia yang sayang sama Kak Sagara... Meski Kak Sagara nyebelin, meski Kak Sagara sering ngasarin Acia, tapi Acia tetep sayang... Acia benci dia..." Acia menunjuk surat cinta yang dibuang oleh Sagara ke sudut ruangan.

Sagara tertegun mendengar perkataan Acia. Seperti ada sesuatu menjalar ke dadanya. Perasaan aneh apa ini? Dulu ia suka membuat Acia menangis, suka memberi kata-kata kasar pada Acia agar gadis ini segera meninggalkan rumah. Tapi sekarang berbeda. Seperti tidak rela dan tidak ingin air mata Acia turun deras seperti ini. Beri tahu Sagara. Perasaan apa ini? Sebelumnya ia tidak pernah merasa seperti ini.

"Acia, bukan begitu. Percaya sama gue. Dari awal gue nikah sama lo. Gue emang jahat, gue emang mau lo pergi dari sini. Tapi... gue nggak pernah bermaksud buat nyakitin perasaan lo dengan cara ini. Bahkan... gue nggak pernah kepikiran buat nyelingkuhin lo, apalagi sampe main surat cinta sama cewek lain. Itu nggak bener Acia." Sagara menggenggam kedua tangan Acia. Menyorot gadis itu dengan tatapan hangat.

"Kak Sagara bohong!" teriak Acia. Mulutnya terbuka, menangis sekencang mungkin.

"Percaya sama gue Acia. Gue harus gimana biar lo percaya sama gue? Nggak ada selingkuh, nggak ada main surat cinta. Semua itu nggak bener!" Sagara menarik Acia ke dalam pelukan. Sungguh. Ia kehabisan kata-kata.

TOUCH YOUR HEART (TERBIT)Where stories live. Discover now