23. Jualan Donat

61.6K 4.7K 360
                                    

"Bilang aja Kak Sagara nggak mau nemenin Acia hari ini!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bilang aja Kak Sagara nggak mau nemenin Acia hari ini!"

Sagara mendongak seraya menghentikan aktivitas jemarinya, yang awalnya begitu lincah mengetik keyboard laptop. Ia dapati Acia dengan pipi menggembung. Jangan lupakan mata gadis itu meliriknya sinis. Meski begitu, terlihat sangat manis. Mengalahkan gula dan madu.

"Gue beneran lupa. Makanya gue pergi eskul basket. Lagian, pas gue balik lo nggak ada di kamar." Sagara menjawab. Memang benar, tidak ia temukan Acia saat pulang sekolah.

Sagara tahu, Acia kesal sekaligus marah padanya. Ia melupakan janji untuk menemani gadis ini belajar bawa motor hari ini, mengelilingi lapangan hijau yang tak jauh dari rumah. Hari-hari sebelumnya Sagara sempat menemani, itu pun ketika ia tidak ada tugas sekolah dan aktivitas lain.

"Alesan! Acia ada di belakang tauk. Kak Sagara kelamaan pulangnya. Acia aja dijemput sama Bunda. Habis Bunda pergi ke rumah temen, Acia main di belakang!" sungut Acia tidak terima ketika ia disalahkan.

"Ya, mana gue tau. Gue panggil-panggil lo nggak nyaut. Berarti bukan salah gue, kan?" Sebelah alis mata Sagara terangkat. Melihat Acia mendecak malas, ia pun mengulum senyum.

Acia memilih menjatuhkan diri ke kasur. Suasana hatinya memburuk. Awalnya sepulang sekolah ia begitu bersemangat, akan belajar membawa motor scoopy berwarna Lilac itu kembali. Motor milik Monica. Sudah jarang terpakai karena wanita itu sering pulang pergi dengan mobil. Jadilah Acia ingin bisa berkendara di jalan raya seperti anak-anak lainnya.

"Badmood mulu. Besok gue temenin." Sagara bersuara lalu kembali fokus pada layar laptop. Ia tengah menggulir semua artikel tentang cita-citanya di masa depan.

"Nggak mau. Kak Sagara banyak boongnya. Kemaren udah janji, sekarang malah enggak ditepatin. Banyak dosa!" cibir Acia seraya memeluk guling.

"Gue beneran lupa, Acia."

"Pokoknya Acia nggak peduli. Lupa atau enggaknya, sama aja. Acia nggak jadi belajar bawa motor ke lapangan hijau hari ini gegara Kak Sagara."

"Besok kan, bisa?"

"Nggak mau! Kak Sagara nyebelin. Tukang boong juga. Besok Acia mau ke lapangan hijau sendirian. Nggak mau ditemenin sama Kak Sagara lagi. Kalo Acia tau bakal gini, mending Acia pergi duluan aja." Acia memutar kepala, membelakangi Sagara.

"Pergi sendiri? Jangan harap. Kunci motor bakal gue sita. Jangan keras kepala. Lo baru pandai bawa motor. Jangan aneh-aneh." Sagara menggeleng cepat, tidak setuju jika Acia pergi sendirian ke lapangan hijau. Nanti jika terjadi sesuatu, siapa yang akan disalahkan oleh Monica yang posesifnya minta ampun pada menantunya itu?

Acia memberenggut sambil mengomel tanpa menoleh pada Sagara. Sagara selalu begitu. Apa-apa dilarang. Singa galak kalau mode posesif memang begitu. Suka larang-larang. Apalagi suka marah kalau ia mau di antar oleh Kenzo pulang sekolah. Menyebalkan sekali. Padahal ia dan Kenzo sudah jadi teman akrab yang tidak akan bisa terpisahkan.

TOUCH YOUR HEART (TERBIT)Where stories live. Discover now