50. Stay Here, Kak Sagara!

43.6K 4.5K 1.7K
                                    

Detik-detik menuju ending.

Tim happy end :

Tim sad end :

Apapun endingnya nanti, tetap sukai cerita ini ya. Aku kasih bocoran dikit, versi novel bakal beda dengan wattpad. Endingnya apalagi.

Selamat membaca.

***

Tidak terasa sudah seminggu menjalani ujian semester akhirnya selesai juga. Anak-anak mengembuskan napas lega sembari menikmati beberapa rangkaian acara yang dibuat oleh para anggota OSIS. Acara yang sangat menyenangkan. Banyak dari mereka mengikuti beberapa pertandingan antar kelas, saling berlomba agar menjadi pemenang.

Acia duduk di bawah pohon bersama Nana dan Kenzo. Kini ketiganya jadi teman dekat meski keduanya beda kelas dengan Nana. Gadis itu selalu menyempatkan diri mampir ke kelas kala jam istirahat, buat Acia tidak sendirian lagi saat ditinggal oleh Kenzo ke kantin belakang menemui teman-temannya.

Tidak ada yang berani mengganggu Acia lagi setelah kasus Adam diselesaikan oleh Darius dan Monica di ruang kepala sekolah. Anak itu dinyatakan bersalah tanpa bisa membela diri lagi bersama keluarganya itu. Awalnya Kenzo yang akan diskorsing oleh guru karena memukuli Adam, membatalkan hal itu. Acia akhirnya bisa bernapas lega.

Adam diberi kesempatan bersekolah di SMA Tunas Wijaya untuk yang terakhir kalinya. Jika ketahuan melakukan pelanggaran dan hal-hal di luar batas, pihak sekolah tidak akan segan-segan memberi surat drop out. Tanpa pertimbangan lagi. Seperti yang dilakukan oleh Sasa. Gadis itu tidak diberi kesempatan lagi. Poin buku kasusnya telah penuh. Terpaksa angkat kaki dari sekolah.

"Acia yakin mau ikutan lomba makan kerupuk bareng Kenzo?" tanya Nana memastikan kembali. Ia menoleh pada Acia dan Kenzo sembari menyendok es krim.

"Yakin dong. Acia suka kerupuk soalnya." Acia sangat bersemangat. Tidak sabar menunggu giliran nama kelasnya di panggil. Acia yakin, ia bisa memenangkan pertandingan lomba makan kerupuk ikan itu.

Nana manggut-manggut. Kenzo tidak menjawab. Pandangan cowok itu lurus ke depan sambil memakan es krim Cornetto, mengamati anak-anak kelas lain yang tengah main basket. Meski terbilang sudah dekat, Kenzo tidak terlalu sering berbicara dengannya. Menjawab jika perlu saja.

"Nana, sini?!"

Nana menoleh. Rupanya Ardi melambaikan tangan padanya dari koridor, menyuruh mendekat. Nana segera bangkit, berpamitan pada Kenzo dan Acia. Setelahnya berlari menghampiri cowok itu.

"Kenzo, ayo ke sana." Acia menunjuk lapangan basket. Ia ingin lihat dari dekat.

"Ayo. Tapi abisin dulu es krim lo."

"Bentar ya, Kenzo. Susah habis." Acia nyengir. Ia pilih ukuran besar, dengan tiga rasa.

"Kenzo, bantu abisin." Acia merengek sembari menyodorkan kotak es krim pada Kenzo.

"Dengan senang hati, Acia chan."

"Arigatougozaimasu, Kenzo kunn."

Tak sampai lima menit, es krim tiga rasa pun habis. Kenzo dan Acia beranjak dari tempat duduk, melangkah bersamaan menuju lapangan basket. Mengamati pemain yang tengah bertanding antar kelas. Sesama regu putra. Teriakan dan sorakan dari kaum Hawa membuat kuping panas dan pengang, makanya Acia dan Kenzo memilih berdiri jauh dari kumpulan perempuan itu.

Seseorang yang duduk di pinggir lapangan sembari memegang buku untuk mencatat poin, mengamati Acia sedari tadi. Yang tak lain adalah Sagara. Reza dan Tommy juga ada di dekatnya. Memperhatikan lincahnya adik kelas dalam mengoper dan menggiring bola menuju ring lawan. Pemain seperti itu bisa menggantikan mereka jadi anggota tim basket di sekolah, ketika berperang dengan ujian nasional nanti, menuju kelulusan.

TOUCH YOUR HEART (TERBIT)Where stories live. Discover now