36. Tunggu, Sebentar Lagi!

54.7K 5.3K 902
                                    

Holla, guys!

Sedikit kecewa sama kalian. But, sokay. Thanks buat kalian yang udah komen meski nggak nyampe 1k. Kayaknya bakal lama, karena kalian nggak sebegitu antusias.

Kayaknya, aku nggak bakal ngadain update sampe nembus komen yang aku targetin. Percuma. Aku bakal update sebisa aku, entah itu lama atau cepat. Nggak nentu. Karena banyak kesibukan juga di RL.

Cuma segitu, nggak punya banyak kata untuk berkata-kata. Intinya, kasih dukungan dan semangat untuk penulis cerita yang kalian suka. Sekedar follow, vote dan komen. Gratis tanpa bayar˙˚ʚ(´◡')ɞ˚˙

Sekian dulu.

Sagara duduk selonjoran di pinggir kasur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sagara duduk selonjoran di pinggir kasur. Di samping kakinya ada Acia. Gadis itu cosplay jadi tukang pijat imut malam ini. Mengenakan piyama motif keropi dan bandana pompom berwarna pink. Gadis itu dengan telaten memberikan jasa pijat, meski tangannya tak sebesar ukuran telapak tangan Sagara. Namun rasanya... lumayan. Menghilangkan rasa penat di bagian betis.

Tentang pertandingan basket. SMA Tunas Wijaya lah pemenangnya. Meraih skor 2-1. Namun, di pertengahan pertandingan, Sagara mengalami cidera di bagian lutut. Seseorang yang ia kenal namanya Gian Baskara, dari tim lawan tak sengaja menjegal kakinya. Membuat Sagara terjatuh saat membawa bola. Kepala lututnya menghantam lantai. Sakit, ia tak mampu melanjutkan permainan, digantikan oleh Gentala, pemain cadangan.


Kalian pasti penasaran bagaimana ekspresi bocilnya saat melihat ia jatuh dan meringis menahan sakit? Ya, bocilnya memekik kencang memanggil namanya dari bangku penonton, kemudian berlari menuruni tribun untuk memastikan keadaannya. Lagi-lagi Sagara meringis, Acia jadi bahan perhatian. Meski begitu, ia tetap menemui Acia, mengatakan ia baik-baik saja. Agar air mata gadis cengeng itu tak tumpah, sudah menggenang di pelupuk mata.

"Oh iya. Kak Sagara enggak lupa sama janji kita waktu itu, kan?" ujar Acia. Ia teringat dengan perjanjian, di mana setelah selesai pertandingan, ia dan Sagara akan pergi jalan-jalan. Ke suatu tempat yang ia mau.

"Jalan-jalan?" tebak Sagara yang sepenuhnya benar.

"Iya. Tapi Acia nggak minta besok kok. Acia nunggu kaki Kak Sagara sembuh dulu. Lain kali aja," jawab Acia. Penuh pengertian.

Sagara mengangguk, mengiyakan. Ia perhatikan wajah Acia yang tengah mode serius. Sangat menggemaskan. Satu hal baru yang ia temukan pada diri Acia. Pengertian dan tidak menyebalkan seperti biasanya. Ia kira, gadis cengeng nan manja ini hanya bisa merengek minta ini itu. Apalagi meminta membawakan harta karun dengan ransel ajaib yang ia punya. Tapi, seharian ini Acia tak menunjukkan sikap kekanakkan.

"Acia yakin, tuh cowok pasti sengaja jegal kaki Kak Sagara sampe jatoh. Secara, Kak Sagara paling aktif. Poin pertama Kak Sagara yang raih."

Acia masih kukuh dengan pendirian. Kejadian di mana anak laki-laki itu menjegal kaki Sagara teringat jelas. Ia melihatnya secara langsung. Seperti disengaja, namun pura-pura tak sengaja. Permintaan maaf yang disampaikan sedikit membuat Acia tak suka. Entahlah. Ia benci orang yang membuat Sagara sakit. Hatinya panas, ingin mencubit cowok itu dan mengoyak seragamnya hingga sobek.

TOUCH YOUR HEART (TERBIT)Where stories live. Discover now