32. Shooping With Singa Galak!

70.3K 5.1K 477
                                    

Setelah berdebat cukup panjang, sepanjang cintaku padamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah berdebat cukup panjang, sepanjang cintaku padamu. Akhirnya Acia memilih mengalah. Mengikuti semua perintah Sagara, yang menyuruhnya untuk segera memakai gaun. Sebelum di makan hidup-hidup oleh singa galak nan mesum itu. Menyebalkan sekali bukan? Sudah ia katakan, Acia bukan makanan. Tetap saja Sagara merespon dan bersikeras mengatakan ‘makan dalam konsep lain.’

"Acia nggak ada gaun. Yang itu udah jelek, nggak suka. Harusnya Kak Sagara beliin Acia gaun baru, sebelum ngajak ke pesta gini."

Sagara mengacak rambutnya penuh rasa kesal. Sedari tadi gadis itu terus mengomelinya. Tidak ada inilah, tidak suka itulah. Sementara waktu terus berjalan. Bisa saja ia terlambat dan acara bubar. Jika bukan karena papa dan mamanya pergi, sudah ia tinggal Acia.

"Kak Sagara itu nggak peka banget jadi suami. Kalo istri itu nggak ada gaun, beliin. Kalo nggak cukup make up, beliin juga. Gimana sih?!" Acia jalan mondar-mandir di depan Sagara.

Cukup. Telinga Sagara teramat panas, nyaris mengeluarkan asap. Ia segera bangkit, turun dari kasur dan melangkah lebar menuju lemari. Mengeluarkan gaun Acia. Menurut Sagara, gaun tersebut masih terbilang bagus untuk dikenakan ke pesta. Jika membeli gaun di waktu yang mendesak seperti ini, acara akan segera berakhir. Tidak sempat.

"Pake aja yang ini dulu. Lain kali beli gaunnya. Capek gue diomelin mulu. Masih bocil, cerewetnya kayak nenek-nenek!" sinis Sagara seraya memperlihatkan gaun berwarna rose gold itu.

"Dasar suami nggak peka!"

Acia mendecak lalu merampas gaun di tangan Sagara. Ia dengan uring-uringan berjalan ke bilik pengganti. Setelah memaksanya datang ke pesta, Sagara juga tak membelikannya gaun dengan model terbaru. Menurut Acia, gaun yang akan ia kenakan ini sudah ketinggalan zaman. Semoga saja masih pas di tubunya.

"Bukan nggak peka. Nggak cukup waktu buat beli gaun sekarang. Salah lo sendiri, ngapain nggak di rumah pas gue pulang." Sagara bersedekap dada.

"Acia bosen di rumah sendirian."

"Bilang aja lo mau ketemu cowok-cowok sialan itu. Dasar ganjen. Udah punya suami, masih aja datengin tempat itu," cibir Sagara membuat Acia kembali panas.

"Acia nggak ganjen! Kak Galen sama semua yang ada di markas udah jadi temen Acia. Mereka baik, nggak galak kayak Kak Sagara. Apa-apa marah, apa-apa jewer telinga."

"Itu udah hukuman yang ringan buat bocil nakal kayak lo! Coba aja bikin masalah lagi, gue pukul pake cambuk sekalian. Biar kaki lo patah, nggak bisa jalan!"

"Kejam banget jadi cowok!"

"Iya, gue bisa kejam dari pada itu!"

Acia mematut diri di depan cermin seraya menulikan pendengaran. Ia bosan mendengar ancaman Sagara. Cowok itu terlalu berlebihan kalau tengah marah. Ada baiknya ia merias wajah agar terlihat memesona dan cantik.

Sagara mendekat sambil mengamati gadis pendek yang tengah berkutat dengan berbagai alat make up yang tidak ia tahu namanya apa saja. Ia lihat pantulan Acia dari dalam kaca sambil mencebik.

TOUCH YOUR HEART (TERBIT)Where stories live. Discover now