18. Nasi Goreng or Ikat Pinggang?

66.8K 5.3K 365
                                    

Sagara kembali ke kelas dengan perasaan sebal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sagara kembali ke kelas dengan perasaan sebal. Di sepanjang koridor, Sagara terus merutuki sikap aneh Ivana. Biasanya gadis itu tidak pernah bersikap lancang padanya. Sagara juga sedikit kesal dengan tingkah Andra, yang selalu pergi dari ruangan meninggalkan dirinya berdua dengan Ivana. Entah apa maksud anak itu.

Suara ribut-ribut dari bangku belakang membuat Sagara mengedarkan pandangan saat ia baru saja sampai di ambang pintu. Kedua matanya menyipit mengamati dua makhluk astral yang tengah sibuk dengan ransel hitam beserta anak-anak di kelas itu.

Ransel hitam? Sagara segera bergegas menuju kerumunan. Sebelah tangannya merampas ransel yang ada di tangan Reza. Lagi-lagi ranselnya jadi incaran semua orang. Tidak! Kali ini Sagara tidak akan berbaik hati.

"Yahhh... Gar, jangan pelit lo. Bentar lagi guru paling killer masuk dan kita belum ngerjain satu soal pun. Lo mau temen lo yang ganteng ini di gantung di tiang bendera?" Tommy memelas saat Sagara menyorot dirinya tajam. Ia, Reza dan pasukan tukang contek tertangkap basah.

"Iya, Gar. Tiga soal nggak apa-apa deh, ntar kita nyontek ke Ivana. Please, hidup kita udah diujung tanduk ini. Bayangin muka Buler murka udah serasa mau ngompol dalem rok gue." Zaskia, gadis berambut sebahu bersuara seraya menangkupkan kedua tangan.

"Gue nggak peduli. Siapa suruh lo semua nggak ngerjain tugas di rumah!"

Bagai petir di siang bolong. Jawaban yang keluar dari mulut Sagara kali ini membuat pundak mereka merosot ke bawah. Tanpa menunggu Sagara beranjak, Tommy mengambil ancang-ancang lebih dulu. Menarik paksa ransel Sagara dari tangan cowok itu. Terjadi aksi saling tarik menarik. Seperti lembu yang tidak ingin pulang, ikut dengan majikan.

"Tom, lo apa-apaan gini!" Sagara mengayunkan tangan ingin menimpuk kepala Tommy dengan pukulan. Tapi cowok itu lebih dulu mengelak. Sial, punya teman idiot memang menyusahkan.

"Gue nggak bakal lepasin sebelum lo kasih kita contekan. Demi langit dan bumi, Gar. Demi lautan api. Sikap lo gini ngingetin gue betapa kejamnya Raja Fir'aun. Jangan bilang lo cucu atau cicit dari dia?" Tommy melayangkan pertanyaan yang membuat Reza dan yang lain tepuk jidat.

"Tarik lagi, Tom. Kita pasti bisa mendapatkan ransel Sagara sebentar lagi. Kita pasti bisa menguasai buku tugas Kimia Sagara, apapun yang terjadi. Meski badai topan, angin muson menghadang. Tetap semangat!" teriak Zaskia menyemangati.

"Heh, Zaskia Gotik! Kalo angin topan menghadang, badan krempeng gue bakal keseret. Gila lo! Bukannya bantuin malah teriak-teriak nggak jelas." Tommy mendelik. Pasalnya Zaskia yang suara cempreng berteriak tepat di telinganya.

"Stress lo semua!" Sagara terus mempertahankan ranselnya. Sampai kapan pun tidak akan ia biarkan ransel yang penuh keajaiban ini jatuh ke tangan penjajah. Jika hal itu terjadi, pertanda dunia sedang tidak baik-baik saja.

"Gue makin stress kalo Buler ngasih hukuman nggak tanggung-tanggung, Gar. Coba lo bayangin! Lapangan seluas itu, dan gue disuruh nyabutin rumput satu-satu. Yang lebih parah, toilet bau kencing kuda harus gue bersihin semuanya. Dan, koridor sekolah yang seluas Asia dan negara tetangga, gue yang disuruh nyapu." Wajah Tommy memerah lantaran tarikan Sagara semakin kuat.

TOUCH YOUR HEART (TERBIT)Where stories live. Discover now