24. Hargai Perempuan

52.4K 4.6K 270
                                    

Acia dan Kenzo membawa satu box donat yang tersisa menyusuri koridor, lalu berhenti di depan kelas yang muridnya banyak berkumpul di dalam sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Acia dan Kenzo membawa satu box donat yang tersisa menyusuri koridor, lalu berhenti di depan kelas yang muridnya banyak berkumpul di dalam sana. Acia tanpa rasa malu masuk ke dalam kelas lalu memperlihatkan donat motif yang lucu-lucu itu. Kompak, anak-anak menyerbu donat tersebut. Membelinya hingga ludes.

"Yah, gue belum kebagian."

"Masih ada enggak?"

"Motifnya lucu banget, gemesin."

"Enak banget, sumpah!"

"Besok lo bawa lagi, nggak?"

"Claraaa, bagi dong! Gue nggak kebagian. Lo malah borong gitu aja."

Begitulah perkataan dan teriakan dari mereka yang tidak kebagian donat motif lucu yang rasanya sangat memanjakan lidah. Acia sibuk melayani anak-anak yang tiba-tiba saja meminta nomor ponselnya. Katanya, ingin order donat dan dibawakan besok pagi. Sementara Kenzo sibuk menghitung kembalian uang dari mereka yang membeli donat hingga tak tersisa.

Setelah selesai memberi nomor ponsel. Acia mengedarkan pandangan. Ternyata masih banyak yang ingin beli dan mencicipi donat buatan Nancy. Terlihat dari raut mereka yang begitu penasaran akan rasa donat motif tersebut. Ada juga yang berkumpul, saling cicip karena tidak kebagian.

"Kenzo, gimana kita telpon Kak Nancy buat anter donat lagi? Kasian yang nggak kebagian," kata Acia buat Kenzo menoleh padanya.

Kenzo setuju-setuju saja. Rasa malu yang awalnya ia rasa saat membawa empat kotak donat motif ke sekolah perlahan menghilang. Berkat Acia, donat terjual habis. Ia mulai terbiasa menerima dan mengembalikan uang, tanpa rasa kikuk. Sedikit ada perubahan dalam dirinya. Seperti berbicara dengan mereka yang menanyai soal harga dan kembalian uang mereka.

"Bentar, gue telpon Nancy dulu."

Kenzo beranjak, melangkah menuju ambang pintu. Tidak berapa lama, panggilannya diterima oleh Nancy dari seberang sana. Tanpa buang waktu, Kenzo mengatakan jika banyak yang ingin beli donat motif. Dengan penuh semangat, Nancy segera mengiyakan. Menyiapkan beberapa kotak donat lagi, kemudian ia antar ke sekolah.

"Acia, Nancy mau anter katanya," lapor Kenzo pada Acia yang direspon oleh gadis itu dengan senyum mengembang seraya mengacungkan dua jempol padanya.

"Temen-temen? Kalian mau nunggu, enggak? Yang belum kebagian bisa beli lagi kok. Donatnya lagi di perjalanan. Nggak perlu nunggu sampe besok pagi," ujar Acia memberitahu.

"Serius? Gue mau!"

"Gue mau lima."

"Masih donat motif, kan?"

"Iya, donatnya kayak tadi kok."

Berselang menit. Ponsel Kenzo berdering. Cowok itu segera menerima panggilan seraya menarik pergelangan tangan Acia keluar dari kelas. Keduanya mempercepat langkah menuju parkiran. Galen dan Vazo yang mengantar, kebetulan dua orang itu tidak terlalu jauh sekolahnya dengan markas.

TOUCH YOUR HEART (TERBIT)Where stories live. Discover now