47. Kuis Pengetahuan

47.7K 4.2K 1.5K
                                    

Acia memeluk buku tebal yang akan ia jadikan sebagai pegangan saat akan mengikuti kuis pengetahuan di jam terakhir nanti. Buku tersebut merupakan milik Sagara. Cowok itu sangat antusias dan menyemangati Acia, berharap gadis berpipi bulat ini bisa memenangkan kuis, menjawab semua soal. Jika semua terjawab, Sagara akan mengapresiasi. Memberi hadiah.

Sebenarnya kuis hanya untuk penambah nilai sekaligus mengasah kemampuan otak. Berbagai soal tidak saling bersangkutan. Acia tahu itu saat Argatama mengumumkan di grup kelas. Katanya, mencakup semua bidang. Seperti sungai terpanjang, kota yang dijuluki kota pelajar, atau julukan nama negara.

Setiba di kelas, Acia menaruh buku di dalam laci. Ia duduk di bangku sembari menunggu kedatangan Kenzo. Semalam, Kenzo mengabarinya jika hari ini akan membawa donat motif lagi. Menjualnya, seperti hari itu. Tentu Acia sangat senang membantu Kenzo. Menjual donat itu hingga habis terjual.

Sekarang Acia mengerti. Nancy berusaha membuat berbagai kue untuk menambah biaya. Sebentar lagi Kenzo akan ujian, makanya gadis itu selalu gencar memasarkan berbagai donat dan roti. Uang yang didapat akan digunakan untuk bayar uang sekolah.

"Jangan suka ngelamun, ntar kesambet."

Acia menoleh ke arah sumber suara. Kenzo berdiri di ambang pintu sambil nyengir. Seperti biasa, wajah Kenzo selalu ceria. Menyapanya lebih dulu. Acia balas senyum dan melambaikan tangan.

"Kenzo bawa donat berapa boks?" tanya Acia saat Kenzo berjalan mendekat.

"Nancy Cuma ngasih tiga boks. Kalo abis, bisa dianter Kino. Tuh anak gak sekolah. Males katanya." Kenzo menaruh kantong besar yang berisi tiga boks donat motif.

Acia manggut-manggut sambil mengintip donat motif. Kali ini ada yang berbentuk beruang. Sangat lucu. Acia ingin membeli, tapi ia sangat kenyang. Acia sarapan dengan nasi tambah ayam kecap, sebanyak dua potong.

"Kenzo udah makan? Acia bawa bekal. Acia bawain Kenzo nasi goreng kesukaan. Pake telor mata sapi sama sosis panggang. Bunda yang bikinin." Acia membelakang. Membuka ransel dan mengeluarkan dua kotak bekal.

"Ya ampun, Tante jadi repot. Bilangin makasih sama Tante lo. Emaknya Gara baik banget, beda lagi sama anaknya. Kek banteng."

Acia terkekeh. "Kak Sagara sebenarnya baik. Cuma omongannya suka pedes. Kenzo yang sabar kalo berurusan sama Kak Sagara," ujar Acia memberitahu.

"Sabar terus gua mah. Kalo bukan karena sepupu lo, udah lama gua tonjok. Sumpah. Ngeselin komuknya, bikin darah tinggi." Kenzo berkata jujur.

"Enggak boleh gitu. Kenzo nggak boleh nonjok anak orang. Nanti mereka minta ganti rugi gimana? Atau, Kenzo di seret ke penjara gimana? Acia bakalan sendiri di kelas, enggak ada temen." Acia menggembungkan pipi.

Kenzo tertawa. "Canda. Janji deh, nggak bakal nonjok orang. Kalo di masukin jeruji besi, bisa gawat itu. Markas bakalan sepi."

"Emang. Soalnya Kenzo yang bikin ribut di markas. Sama bikin Kak Galen emosi setengah mati," cibir Acia.

"Pagi-pagi udah pacaran."

Kenzo dan Acia menoleh bersamaan ke arah pintu. Ada Airin datang bersama Arga, si ketua kelas. Dua orang itu nyengir, berjalan menuju bangku yang ada di depan.

"Acia enggak pacaran sama Kenzo tau!" ujar Acia memperjelas kedekatan mereka. Ia dan Kenzo hanya sebatas teman, tidak lebih. Lagi pula, tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi Sagara di hati Acia.

"Tapi kalo pacaran, kita dukung sih. Bener kan? Kapan lagi gitu, punya couple dalem kelas." Airin terkekeh.

"Kenapa enggak Airin aja yang pacaran sama Arga? Kalian cocok tau. Dari pada kejebak prenjon gitu. Mending jadian. Janji deh, Acia traktir es teh manis di kantin." Acia memberi saran buat Kenzo terkekeh.

TOUCH YOUR HEART (TERBIT)Where stories live. Discover now