33. Food Allergy?

59.4K 4.6K 804
                                    

Mungkin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mungkin. Sagara pikir kehadirannya ke pesta ulang tahun adik perempuan Rico malam itu bersama Acia aman-aman saja, tak ada yang mengetahuinya sama sekali. Namun sayang, seorang gadis yang tengah duduk di bangku tak jauh dari meja mereka mengabadikan sebuah momen, lebih tepatnya memotret kebersamaan dua orang itu. Ketika Sagara menarik lengan Acia. Tampak manis, namun tak sesuai kenyataan yang terjadi pada malam hari itu. Sagara mencekal lengan Acia lalu menarik kasar gadis itu menuju mobil.

Baik Reza atau pun Tommy tak mengetahuinya sama sekali. Keduanya sibuk menikmati minuman manis di ujung bangku yang tertata rapih. Niat keduanya memang menunggu Sagara. Tapi cowok itu lebih dulu pergi sebelum menemui mereka. Elvan yang membawa pesan beserta sepiring cake. Yang kemudian Tommy dan Reza habiskan. Keduanya memang rakus, tapi bukan tikus.

"Lo boleh tutup rapat identitas dia, Gar. Tapi kalo sama gue, jangan harap. Gue nggak bakal biarin tuh cewek hidup tenang."

Seorang gadis yang tengah duduk di meja belajar meremas kuat ponselnya. Kedua matanya menatap lurus pojok ruangan yang kosong. Ternyata memiliki mata-mata, mengekori cowok itu membuahkan hasil. Namun berita kali ini membuatnya geram, nyaris memecahkan ponsel.

Dia Ivana. Gadis yang termasuk populer di sekolah setelah Sagara. Dia pintar dalam segala hal. Mendapat peringkat yang membuat kaum hawa berdecak iri, dan juga sebagai sekretaris OSIS yang dipercaya oleh semua anggota.

Banyak yang berlomba merebut dan memenangkan hatinya. Namun tak ada seorang pun yang bisa mengalahkan pesona Sagara. Ivana begitu menyukai Sagara. Cowok paling keren, paling sempurna dan cowok yang membuat hatinya terketuk untuk menjalin sebuah hubungan. Namun, Sagara secara terang-terangan menunjukkan hal sebaliknya. Meski begitu, Ivana akan mengejar dan memperjuangkan perasaannya sampai Sagara bertekuk lutut padanya. Bersedia menerima cintanya.

"Sekali pun lo cewek yang paling penting bagi Sagara. Gue nggak bakal segan-segan buat nyingkirin lo. Gue lebih dulu kenal dan deket. Berani lo halangi jalan gue, liat aja!"

Ivana memutar ponsel lalu menaruhnya pada tempat semula. Buku catatan yang terbuka tak mengalihkan isi pikiran Ivana saat ini. Ia masih terfokus pada gadis yang tengah bersama dengan Sagara. Terlihat akrab dan dekat, sampai Sagara memegangi lengan gadis itu. Apakah keduanya tengah menjalin hubungan lebih? Berpacaran? Tengah bertunangan? Sungguh, Ivana tak peduli itu.

"Acia Ashana. Cepat atau lambat, lo bakal hancur di tangan gue. Sekarang lo boleh ngerasa seneng bareng Sagara. Tapi kita liat nanti. Lo yang bakal jadi pemenang... atau gue?" Ivana terkekeh penuh siasat.

Rasanya hampir satu jam Ivana duduk di meja belajar. Ia beranjak, tak lupa mengambil ponsel. Kemudian melempar diri ke atas kasur. Seraya rebahan, ia scroll pesan dengan seseorang yang mengiriminya foto itu. Setelahnya, kembali mengirimi pesan. Perintah selanjutnya. Sepupunya itu memang sangat berguna dijadikan mata-mata seperti ini. Tak perlu membayar mahal, keinginannya pun terkabul.

TOUCH YOUR HEART (TERBIT)Where stories live. Discover now