53. Semesta yang Hancur

68.2K 4.5K 3K
                                    

Waktu begitu cepat berlalu. Setelah disibukkan dengan ujian yang terus menerus, akhirnya mereka sampai di fase ini. Di mana mereka yang satu angkatan akan segera mengetahui perjuangan mereka sejauh dan selama tiga tahun lamanya di SMA Tunas Wijaya. Apakah lulus murni atau ada yang gagal?

Saat menjalani hari-hari yang dipenuhi oleh ujian Try out, ujian nasional dan banyak lagi bentukannya, tidak ada lagi kegiatan-kegiatan yang mereka ikuti. Sagara mengundurkan diri menjadi ketua OSIS, digantikan oleh adkel pilihan semua warga sekolah. Tentu melalui voting suara terbanyak. Termasuk anggota tim basket yang selalu membuat nama sekolah melambung tinggi. Semuanya mereka serahkan pada adik angkatannya itu. Berharap bisa menjadi generasi yang lebih berwarna dan membuat nama sekolah kian harum.

Sagara, Acia, Darius serta Monica tengah menikmati sarapan di pagi hari sebelum melakukan aktivitas masing-masing. Menu ayam kecap tidak pernah absen di meja makan berserta dengan kerupuk. Kali ini ditambah dengan tempe goreng yang krispi. Membuat Acia, si hobi makan bertambah semangat. Pipi bulatnya membuat orang-orang jadi gemas.

Hubungan Acia dan Sagara semakin membaik dan Sagara luluh kepada gadis itu setelah perjuangan Acia yang cukup panjang. Disertai kesabaran hati dan juga mulut ceriwis, hingga keduanya saling mencintai dan menyayangi. Banyak kejadian dan masa-masa sulit mereka lewati bersama. Saling percaya dan saling mengingatkan agar hubungan tetap bertahan seperti ini.

"Acia berangkat sama Kak Sagara?" tanya Monica.

Acia menggeleng. "Acia berangkat sama sepeda aja Bunda. Kayaknya hari ini Kak Sagara bakalan lama pulang, kan hari paling penting buat Kak Sagara. Nungguin kelulusan gitu sama temen-temennya."

"Bareng gue aja. Ntar gue anter pulang duluan semisal lama." Sagara menjawab.

"Enggak. Acia mau sama sepeda aja. Acia nggak mau ganggu hari penting Kak Sagara kali ini. Habis lulus dari sekolah, Kak Sagara nggak bakalan bisa lama-lama di sekolah lagi. Kan, udah kuliah." Acia menampilkan cengiran.

Sagara memilih mengalah. Memang benar, hari ini mungkin waktunya lebih banyak bersama teman satu angkatannya. Tommy dan Reza pun sepakat mengadakan perayaan sebagai bentuk persahabatan mereka yang tiga tahun lamanya. Tidak ada pertikaian atau pun kenangan buruk yang membuat persahabatan ketiganya jadi renggang.

Acia dan Sagara selesai sarapan. Keduanya pamit pada Darius dan Monica. Setelah itu, barulah keduanya beranjak menuju garasi. Sagara dengan mobil dan Acia dengan sepeda kuningnya. Sepeda yang menemani hari-hari Acia. Mulai dari sekolah, berkeliling dan terkadang berpergian ke rumah teman, mengerjakan tugas kelompok.

"Kak Sagara, Acia duluan ya." Acia menaruh ranselnya di dalam keranjang sepeda.

"Iya. Jangan ngebut ya, Cil." Sagara mendekat sembari memberikan uang jajan untuk Acia.

"Makasih, Kak Sagara."

"Iya, hati-hati." Sagara melambaikan tangan saat Acia mengayuh sepeda keluar dari garasi. Rambut gadis itu dikucir dan juga pakai jepitan lucu motif buah. Sagara semakin gemas dengan bocil satunya itu.

Sagara pun masuk ke dalam mobil. Tidak berapa lama, mobil melaju meninggalkan rumah. Darius menyusul, akan segera pergi ke kantor. Sementara Monica tidak berangkat, kondisi tubuhnya kian melemah. Tapi hal itu tak diketahui oleh Sagara dan Acia. Sejauh ini, Monica terus merahasiakannya meski Darius terus mendesak agar ia terbuka pada putra sekaligus menantunya itu.

"Kamu banyak istirahat di kamar. Mas berangkat dulu." Darius pamit.

"Iya, Mas," ujar Monica lemah. Wajahnya semakin memucat.

"Kamu yakin baik-baik saja? Melihat kondisi kamu seperti ini buat Mas nggak fokus kerja. Gimana kalo kita ke Dokter Soni lagi?" tanya Darius. Semakin hari ia semakin khawatir akan kondisi istrinya.

TOUCH YOUR HEART (TERBIT)Where stories live. Discover now