Satu

32.4K 892 30
                                    

Halo semuaa🤗
Hanya ingin sedikit memberi informasi, kalau novel "YOU ARE MY DESTINY" adalah sequel dari novel "RIO - STAY WITH ME"

Mungkin bisa dibaca secara terpisah, tapi akan lebih baik jika membaca novel "RIO - STAY WITH ME" terlebih dahulu agar jalan ceritanya terlihat jelas😊

Sekian, terimakasih🤍

.

.

.

Happy🕊️Reading

Kota pahlawan benar-benar menjadi pahlawan untuk Sila. Tiga tahun tinggal di Surabaya mengobati Sila sepenuhnya. Rasa sakit akan kehilangan, dikhianati, tak di hargai dan tak pernah di anggap ada, kini hilang sepenuhnya.

Banyak hal baru yang Ia temukan disini, mulai dari teman, makanan hingga transportasi seperti bentor yang sangat Sila sukai.

Tempat ini menjadi ajang healing terbaik sepanjang hidupnya.

Lapar? Sila bisa memesan tahu campur yang dibawakan kang Maman di gerobaknya setiap sore.

Mau jalan-jalan? Sila bisa naik bentor kemanapun dirinya ingin pergi. Ngomong-ngomong soal bentor, bentuknya seperti becak hanya saja memakai mesin motor untuk berjalan.

Cuaca Surabaya yang panas menjadi sejuk saat hembusan angin menyapu lembut wajahnya yang duduk di  bentor.

Bukan hanya itu, Sila juga menyukai bahasa mereka yang terkesan sopan. Kerap kali dirinya di panggil nduk oleh beberapa ibu-ibu tua disini. Tak jarang juga mereka menyapa Sila dan bercengkrama seakan Sila adalah keluarga mereka sendiri.

Ramah, baik, tidak mudah tersinggung dan sangat mudah bergaul. Itulah yang bisa Sila definisikan dari orang-orang yang tinggal di kota pahlawan ini. Lebih tepatnya mereka yang bermukim disekitar tempat kosnya.

Sederhana memang, namun membuat Sila bahagia.

Berbicara soal tempat tinggal. Sudah tiga tahun ini Sila tinggal di tempat kos khusus wanita yang tidak jauh dari kampus.

Satu bangunan yang berisi sembilan kamar itu telah penuh terisi, dan penghuninya pun memiliki sifat yang beragam.

Seperti kali ini, Puspita —penghuni kamar sebelah yang se tembok dengan Sila— memainkan musik sangat keras mengundang kaca kamarnya bergetar.

Sila terpaksa bangun dari tidurnya, memijat pelipis, memakai alas kaki dan bergegas keluar kamar.

"HEH, PUS!" Sila menggedor pintu sekuat tenaga, "WOY PUSPITA!!"

Sila berkacak pinggang, "tetangga yang satu ini emang ga ada akhlak," gumamnya kesal, "Lo ga keluar gue abisin selai kacang lo!"

Sontak saja, pintu terbuka menampakkan seorang gadis putih berbadan gempal dengan kedua mata sipit nya sedang tersenyum kala mendapati tetangganya naik pitam, "Kenapa toh, Sil. Marah-marah terus," gadis asal Surakarta ini nyengir tanpa dosa.

"Kuping gue budeg!" Geram Sila.

"Oh. Mau di anter ke THT?" Puspita dengan watadosnya.

Sila mengeratkan rahang, "hadoohh puspitaaaaa! Gue harus bilang berapa kali sih, hah?! Jangan kenceng-kenceng mainin musiknya. Kecilin nggak?!"

"Apanya?" Polos gadis itu.

YA TUHAAAANNN!!! "Musik lo! Kecilin!"

"Gabisa," katanya dengan menggaruk tengkuk polos, "musik gabisa di kecilin, yang bisa di kecilin itu volume."

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang