dua puluh satu

6.9K 367 26
                                    

Jadi semangat nulis karena komen kalian🥰








Happy🕊️ Reading




"Jadi beneran ketahuan?" Alis Brandon terangkat mendengarkan cerita Sila.

Semalam dia sempatkan untuk mampir ke cafe namun teman-temannya sudah tidak ada di lokasi. Brandon kira mereka sudah pulang, tapi ternyata ada insiden yang memaksa mereka untuk bubar duluan.

Sila menyeruput es kopi yang dibawakan Brandon, "iya. Sorry semalem gue lupa ngabarin lo."

Mereka sedang makan siang bersama di ruangan Sila.

"Gapapa kok," Brandon tersenyum kecil, "terus sekarang Mia gimana?"

"Lo kayak nggak tau Mia aja. Sedihnya lima menit doang, sisanya pura-pura kuat." Kata Sila.

"Kayak siapa tuh?" Brandon mengerling jahil.

Sila melengos, "iya, kayak gue. Iya! Puas lo?!"

Tawa Brandon pecah. Liat muka Sila yang kesel buat Brandon gemes, "capek nggak sih pura-pura kuat? Hm? Kalau mau nangis itu nangis aja, ga ada yang ngelarang. Air mata jatuh bukan berarti harga diri lo juga jatuh."

"Capek nggak sih pura-pura ga cinta padahal suka?" Balas Sila, "kalau cinta itu bilang dari awal, bukannya nahan empat tahun."

Brandon tertawa lepas sampai sudut matanya berair, "bisa banget ya balesnya. Udah tau kartu gue jadi asal buka."

"Gue kaget loh sumpah. Kayak, yakali cowok modelan Brandon suka sama cewek barbar ga punya aturan kayak gue." Ucap Sila.

"Emang salah ya?"

"Ga salah sih," kata Sila, "cuma coba deh lo ngaca. Lo itu serba rapih. Bahkan baju lo itu licin banget kayak kulit belut. Terus... Sukanya sama cewek kayak gue, aneh."

Brandon menyugar rambutnya, "ini maksudnya bukan lo nolak gue buat tetep deketin lo kan?"

"Bukaaan."

"Berarti masih ada lowongan buat gue?"

Sila menegakkan badannya, "jujur ya. Kalau masalah rasa cinta ke lo masih belum ada dan gatau kedepannya gimana. Gue ga berani ngasih harapan lebih. Tapi emang sih, sejauh ini cowok terbaik di hidup gue itu lo. Ga pernah nyakitin gue sama sekali. Tapi namanya cinta ga ada yang tau dan gabisa di paksa juga."

Brandon diam. Tak perlu dikatakan, Brandon juga sudah tau kalau Sila masih mencintai Rio. Tapi dia tetap akan berusaha semampu yang ia bisa.

"Gue ga mau ngasih harapan, karena gue juga ga mau nyakitin lo di kemudian hari. Jadi kita jalani aja dulu."

Brandon tersenyum penuh, "you're the best girl i ever met. That's way i love you so badly. Lo bukan kayak kebanyakan cewek yang ga enakan. You're so perfect!"

Tidak ada blushing atau efek kupu-kupu setiap Brandon mengatakan hal yang manis, karena inilah Sila juga tidak ingin memberikan harapan pada cowok sebaik Brandon.

"Ga usah lo ungkapin gue juga udah paham kalau gue se hebat itu, Mon maap nih," Sila dengan wajah songongnya.

Brandon yang gemas menarik hidung cewek itu, "bisa ga sih sombongnya dikurangin."

"Gue ga sombong. Gue cuma ngereview kelebihan gue."

"Sama aja," Brandon mengacak rambut Sila.

"Nih coba icipin enak banget," Sila menyerahkan rice bowlnya kedepan Brandon.

You Are My DestinyWhere stories live. Discover now