tiga puluh lima

5.6K 280 7
                                    

HappyReading🕊️












"KUDA YANG MANA, KUDA YANG MANA TUAN SENANGI?"

"KUDA YANG PUTIH, KUDA YANG PUTIH DI DALAM KANDANG," sejak sore tadi virus biduan Daman dan Mia mulai kambuh. Sila yang ingin makan dengan tenang tersedak saat mendengar lagu yang dibawakan mereka.

Dari tadi bawa lagu ga ada yang bener.

"JANDA MANA, JANDA MANA TUAN SENANGI?" Mia berdendang—lebih mirip knalpot motor racing, sih.

"JANDA YANG PUTIH JANDA YANG PUTIH DI DALAM KANDAANG,"

Mia nggepok kepala Daman pake buku di meja, "mana ada dalam kandang! Lu mah dari tadi bikin mood ancur mulu!"

Daman mengusap kepalanya, untung dia tahan banting, "iya maap, maap. Ayo ulang lagi, ulang."

"Nggak, males!" Mia cemberut, "udah ngulang tujuh kali. Gue kan pengen buat reels dari lagu ini."

"Lo nyari lagu yang gue nggak tau. Udah bagus gue mau belajar nada nya," Daman membela diri.

Masih dengan wajah ditekuk, Mia datang menghampiri Sila yang duduk di meja—mengamati mereka sejak tadi, "Indomie lagi, Sil? Usus lo gemeter baru tau rasa."

Mia kalau dalam mode galak emang serem banget, "baru juga nambah sekali."

"HAH?! NAMBAH?!" Mia segera menelpon seseorang lalu mendekatkan gawai ke telinga. Sila yang melihat tingkah absurd sahabatnya itu hanya bisa mengendus lelah.

"KATANYA UDAH BAIKAN... KATANYA MAU BERUBAH JADI COWOK BERTANGGUNG JAWAB?! MANA JANJI LO HAH? MANA?!"

Sila dan Daman bertukar tatap, siapa yang disuruh tanggung jawab? Mia hamil?

Mia me-loudspeaker panggilan, "apa sih, Mi? Lo salah telfon?"

"Nggak, gue gak salah telfon," jawab Mia, "nih, Sila makan Mie abis lima bungkus karena kelaperan. Lo cowoknya kemana aja hah?! Ngebiarin Sila makan Mie instan? Kirimin makanan kek apa kek, nggak tanggung jawab banget jadi cowok!"

ASTAGAAAAAAAAAA! Ini mah cara Mia agar mendapatkan makanan gratis dari sepupunya, dan Sila yang di kambing hitamkan disini.

Daman menyikut lengan Mia, "bilang aja lo yang laper."

Mia mengedipkan mata sekali menjauhkan gawai dari mulut Daman, "ssstt, diem! Mau makan nggak lo!" Bisiknya.

Sila tidak keberatan di jadikan umpan, toh sudah biasa Mia seperti ini. Kadang Sila heran, Mia itu sebenarnya kaya, dia mandiri dalam hal apapun, kecuali dalam hal makanan, dia demen banget malakin tiga sepupu cowoknya.

"Beneran Sila abis lima bungkus?" Rio diseberang sana heran.

"Iya lima bungkus. Dia nggak makan dari tiga hari lalu. Jadi laper banget," alibi Mia, "udah buruan kirimin Sila makanan. Jangan lupa gue sama Daman juga. Kata Sila dia nggak mau makan kalau lo cuma beliin dia doang."

"Mi—"

"Ditunggu makanannya, bye!"

Mia tersenyum puas, sangat puas.

"Enak kan? Nggak perlu keluar duit tapi kenyang," Mia bangga dengan ulahnya, "punya sepupu tajir dimanfaatkan dong. Beliin kita makanan doang ga bikin mereka miskin."





* * *





"Yo, ini siapa yang mau ngabisin makanan segini banyaknya?" Sila menatap makanan pemberian Rio. Ini semua cukup untuk jatah makan Sila seminggu.

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang