dua puluh dua

6.4K 328 20
                                    

Maaaaaap banget kalau lama update karena ada beberapa hal yang harus di selesaikan duluu...

Kali ini bab nya panjang kok. Semoga bisa menebus update yang lama itu Yaa🙈

Happyreading🕊️













"Rapat saya tutup sampai disini. Terimakasih," Rio mengakhiri rapat mingguan hari ini lantas kembali duduk di kursi berbincang  dengan asistennya sedangkan anggota rapat yang lain sudah berhamburan meninggalkan ruang meeting.

Fokus Rio teralih pada Sila yang merangkul berkas putih tebal di depan dada, "balik sekarang?"

"Iya, pak." Sila akan bersikap formal di depan banyak karyawan demi menjaga kehormatan bosnya.

"Bisa duduk dulu, ada yang ingin saya bahas tentang laporan kemarin."

Dengan setengah hati, Sila kembali duduk di dekat Rio disusul Brian yang pamit keluar menyisakan dua orang itu didalam.

"Kenapa?" Tanya Sila.

"Laporan yang kemarin butuh revisi, aku mau keuntungan yang kita dapetin naik lima persen," mereka mulai membahas soal bisnis yang diperebutkan oleh beberapa vendor besar.

Lima belas menit dilalui dengan musyawarah untuk mencapai mufakat.

Walaupun usianya yang paling muda di divisi keuangan, namun otak Sila paling pintar mencari peluang di banding yang lain.

Rio tidak menyesal memperkerjakan gadis itu di kantornya. Benar apa kata Brandon dua tahun lalu, Sila memang terlihat serampangan, namun kemampuan otaknya sangat bisa diandalkan.

"Kalau gitu, nanti aku suruh Brian hubungi mereka. Kita atur pertemuan lagi." Final Rio sore itu.

"Oke." Sila kembali menggendong berkasnya, "duluan." Sila hendak berlalu tapi Rio menghentikannya.

"Mau langsung pulang?" Tidak ada siapapun disini, jadi mereka bebas berbicara seperti biasa.

"Iya, capek banget gue. Ngantuk."

"Nggak mau makan dulu?"

Sila mengerjap, "nggak, makasih."

"Atau kerumah Mia? Dia pasti nyari kamu," Rio lagi usaha agar Sila mau menghabiskan sisa waktu hari ini bersamanya.

"Kemarin gue dari sana."

"Beli tiramisu yuk?"

Sila berdecak, "Yo. Kenapa sih? Gue ngantuk banget. Kapan kapan aja deh mainnya, capek tau." Semalam Sila begadang demi menyelesaikan proposal keuangan yang di diskusikan hari ini.

"Bahaya nyetir sambil ngantuk. Aku anterin," Rio berdiri dari duduknya.

"Gausah makasih. Gue bisa sendiri," tolak Sila.

Rio menggeleng, "nggak. Aku anter."

Getok pala bos bikin dipecat ga sih? "Gue beli kopi dulu kok, tenang aja."

"Jarak rumah kamu jauh, Sil. Sejam lho dari sini." Rio benar-benar khawatir.

"Iya tau." Sila segera berlalu, "gausah ngikutin. Gue mau balik sendiri," tegur Sila sambil lalu mengundang Rio untuk menghentikan langkahnya dan menghela nafas pasrah.

"Kalau udah sampe rumah, kabarin." Rio sedikit menaikkan suaranya.

Sila hanya mengacungkan jempol tanpa balik badan.



* * *



Awalnya Sila nekat aja mau trobos sampe rumah biar bisa langsung tidur , tapi nyatanya gadis itu benar-benar dibuai oleh rasa kantuk.

You Are My DestinyWhere stories live. Discover now