Extra Part (2)

6K 249 7
                                    

Kalian masuk ke cerita ini jalur apa?












HappyReading💜








"Sayang, cepet. Keburu siang."

Rio duduk di kasur menunggu Sila keluar dari kamar mandi. Pagi ini mereka ada rencana untuk pergi piknik bersama.

"Iya bentar."

Rio melirik arloji, pandangannya teralih saat Railey muncul dari balik pintu.

"Papa, jadi pergi kan?" Gadis itu menutup pintu.

Rio mengendikkan dagu ke arah kamar mandi, "mama kamu lama banget."

Railey terkekeh, "Pa."

"Iya sayang," Rio memainkan rambut anak gadisnya.

"Railey seneng banget punya papa sama mama yang sayang sama Railey," mata polosnya menatap Rio, "jangan pernah ninggalin Railey."

Rio tersenyum dan merengkuh ayahnya, "dimana ada papa, disitu ada Railey."

Railey mengeratkan pelukan mereka, "boleh tanya sesuatu?"

"Boleh."

"Kenapa dia nggak sayang sama Railey? Padahal Railey sayang banget sama dia."

Rio mengernyit bingung, "siapa?"

"Mama Auris."

Rio mengecup puncak kepapa Railey, "masih banyak orang yang sayang sama kamu. Kalau satu doang nggak sayang nggak jadi masalah."

TingTong!


Suara bel menarik atensi Rio. Lelaki itu berdiri dan membawa Railey dalam gendongannya, "kamu lagi nunggu temen kamu dateng?"

Railey menggeleng.

Rio juga tidak sedang ada janji. Lelaki itu turun ke bawah untuk memastikan siapa yang datang sepagi ini.




* * *





Di dalam kamar mandi, Sila tengah membaca instruksi untuk memakai testpack, Tadi malam dia sudah beli alat tes kehamilan tanpa sepengetahuan Rio.

Jantungnya berdegup kencang kala hasil tes mulai menunjukkan satu garis dan masih tetap naik ke atas lalu mempertebal garis ke dua sehingga ada dua garis disana.

Mata Sila berbinar tanpa sadar air mata bahagia berkumpul di ujung mata. Hal yang ditunggu akhirnya datang juga.

"Gue hamil," lirihnya tak percaya sembari mengelus perut.

Sila memasukkan dua testpack itu ke dalam kotak lalu keluar dari kamar mandi. Ia celingukan mencari Rio dan Railey. Mereka berdua adalah orang pertama yang harus tau kabar kehamilan Sila.

"Railey," sila membuka pintu kamar anaknya namun Railey tidak ada disana.

Dengan riang Sila menuruni anak tangga, pasti mereka tengah sarapan di bawah.

"Rio, Railey," ujarnya terus turun, "kalian udah siap?" Di akhir kalimat Sila melirih mendapati Auris yang duduk di ruang tamu.

Ada Rio dan Railey yang menemaninya.

Sila mengerjap menatap mereka bergantian lalu meletakkan begitu saja kotak berisi terpack itu di meja.

"Sini sayang," Rio menepuk sofa disampingnya mengintruksikan Sila agar duduk disana.

Tentu saja Sila terkejut tapi dia terlihat tenang.

"Oh, Auris disini. Dari tadi?" Sila memulai pembicaraan.

You Are My DestinyWhere stories live. Discover now