sembilan belas

6.4K 308 10
                                    

Maaf baru update setelah sekian Minggu🙈
Aku masih dalam proses pemulihan guys :)








Happy🕊️ Reading













"Lama banget," ucap Rio setelah Sila menutup pintu.

Sila meletakkan tasnya di meja, "salah sendiri, lagi gosip di ganggu. Emangnya ada apa sih?"

"Siang ini kamu ikut aku dateng rapat ya? Soalnya kita bahas profit dari kerja sama beberapa bulan ini. Berkasnya udah aku kirim ke email, nanti tinggal kamu print," jelas Rio panjang lebar.

"Jam berapa?" Ujar gadis itu, "gue print sekarang aja biar nanti ga keburu-keburu." Sila mulai memeriksa surel yang masuk.

"Jam sebelas sekalian makan siang," Rio mengamati wajah gadis itu, "di diamond restoran."

Pergerakan Sila berhenti sejenak mendengar nama Diamond Restaurant. Di tempat itu Sila menyaksikan hal yang membuat hatinya hancur.

Saat Rio menggandeng Auris dan mengenalkan pada semua orang jika gadis itu adalah tunangannya, dan Sila yang masih menjabat sebagai pacar Rio harus duduk di depan piano dan mengiringi dansa mereka.



Sial, kalau di inget-inget emang si Rio bangsat banget.




Sila berdehem, "ga ada tempat lain?"

Kilatan mata Rio menyendu, "i know... Tapi mereka udah booking tempat itu, dan maunya disitu. Aku udah berkali-kali nawarin tempat lain tapi mereka ga mau."

Bukan Sila saja, tapi Rio juga menggambarkan tempat itu sebagai awal mala petaka dalam hidupnya.

"Yaudah," Sila tampak acuh.

"Kamu marah?" Ujar Rio lembut.

Sila melirik Rio sekilas, "ngapain marah."

"Terus kenapa mukanya jadi ga enak gitu?"

"Ya cuma ga suka aja sama tempatnya," alibi Sila, "tapi kerja harus profesional kan?"

Rio mengulum bibir, "maafin aku, ya."

Sila menghembuskan nafas jengah, "dari awal ketemu sampe sekarang lo udah berapa puluh kali minta maaf, hah?"

"Ga ngitung," Rio menggaruk tengkuknya.

"Santai aja lagi," tutur Sila, "gue juga udah berusaha ngelupain semuanya dan hampir seratus persen.

"Semuanya?"

Sila mendongak, mereka bertemu tatap, "ya, semuanya. Semua masa lalu gue dan lo."

Rio diam.

"Ga enak banget soalnya buat di inget… apalagi diulang," Sila terkekeh di akhir kalimatnya.

Rio mematung tak dapat berekspresi apapun.

Sila tau ucapannya sangat bertolak belakang dengan hatinya. Namun setelah di buang se tragis itu, apa Sila akan kembali dengan mudah? Tidak mungkin!

Ia bukan gadis yang dapat di buang dan di pungut lagi sesukanya.

Karena bagi Sila, ada harga yang harus dibayar dari setiap kesalahan yang dibuat!






* * *






Pertemuan berjalan dengan lancar. Sila dapat menjelaskan dengan baik hasil keuangan mereka dan menerima kerjasama baru yang lebih menguntungkan.

Rio sempat terkejut dengan kelihaian gadis itu menawarkan kerjasama dengan ucapannya yang mudah dimengerti.

"Ini langsung gue anter ke apartemen?" Rio memindah persneling.

You Are My DestinyWhere stories live. Discover now