Tiga

10.6K 577 7
                                    

Happy🕊️ Reading

-

Terhitung sejak enam bulan terakhir, Rio gencar mencari Sila, dimana gadis itu berada, berapa nomor telfonnya dan sudah sampai mana kuliahnya.

Setelah lama mencari, Ia pun mendapatkan info jika Sila tinggal di salah satu kos putri dekat kampus. Tak perlu menunda lagi, Rio segera meluncur ke Surabaya untuk kembali berbincang dengan gadis itu.

Siang tadi, Rio bertamu di rumah kos bercat biru. Dirinya sempat meringis kala mengetahui Sila tinggal di tempat sempit seperti itu. Andai saja bukan karena ulah Rio, Sila pasti masih ada di Jakarta dan tinggal bersama orang tuanya.

Ternyata yang dicari tidak ada di tempat, Rio malah bertemu dengan gadis berkulit putih dengan badan gempal dan mata segaris.

Rio berusaha mengorek info dari gadis itu, namun tidak banyak yang Ia dapatkan.

"Boleh saya minta nomer hp Sila?" Ujar Rio pada gadis di depannya.

"Aduh, mas. Aku pernah asal ngasih nomer Sila ke salah satu mahasiswa, tapi ujung-ujungnya malah aku yang kena marah, katanya melanggar privasi," Puspita curhat, "maaf, mas. Aku ndak berani."

Rio menggigit bibir bawah sekilas, "kira-kira Sila balik jam berapa?" Jika memungkinkan, Rio akan menunggunya.

"Ndak tau, mas. Kadang Sila balik cepet, kadang malem juga baru balik."

"Kalau gitu boleh minta tolong telfonin Sila nggak?" Pria ini masih berusaha, "tolong tanyain dia ada dimana, nanti biar saya sendiri yang nyamperin kesana."

Puspita mengangguk, "boleh juga, mas. Bentar ya." Gadis itu menaruh telfon di telinga, tak berselang lama telfonnya terangkat.

Rio bergerak gusar sampai akhirnya Puspita buka suara memberikan info padanya.

"Sila nya lagi di cafe rainbow depan kampus, tau kan?" Gadis itu menjauhkan ponsel dari telinganya.

Kening Rio mengerut, "depan pintu masuk kampus?"

"Bukan, deket bangunan kedokteran sebelum perempatan jalan."

Rio masih tidak paham, "bisa tau detailnya?"

"Sebelum lampu merah, cafenya sebelah kanan." Tutur Puspita.

Rio mengangguk, info yang didapat rasanya sudah cukup, toh nanti dia bisa menggunakan maps jika masih kesulitan, "baik, terimakasih."

"ya, Mas. Sama-sama."

Rio segera melangkah pergi dan kembali menaiki mobilnya, mencari cafe rainbow dan segera bertemu Sila.

Pertemuan ini cukup penting baginya, ada beberapa hal yang harus Rio sampaikan pada gadis itu; pertama, Rio ingin Sila bekerja di perusahaan miliknya. Anggap saja ini sebagai tebusan karena kesalahan keluarganya yang membuat om Fajar jadi pengangguran. Rio akan memberikan gaji lebih pada Sila dan tidak terlalu membebankan pekerjaan padanya.

Kedua, Rio ingin memastikan keadaan Sila baik-baik saja. Karena menurut info yang dia dapat; sejak kuliah di Surabaya, Sila tidak pernah berkunjung ke Jakarta. Rio tidak akan memaafkan dirinya jika terjadi sesuatu pada Sila di kota pahlawan ini. Karena jelas sekali, alasan Sila pergi dari ibukota karena ingin menghindari Rio dan pernikahan lelaki itu.

Ketiga, Rio rindu Sila.

Dua jam mencari namun destinasi tak juga di dapati. Alhasil Rio memilih untuk menghadiri acara seminar Graceo Operation lebih dulu dan berniat kembali ke kos Sila malam nanti.

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang