PROLOG

52 11 0
                                    

Tidak sadar rasanya ketika aku secara cepat berdiri. Saking cepatnya sampai membuat sofa empuk dengan bau labu manis itu terjengkang ke belakang.

Tapi sebenarnya, aku bahkan tidak perduli dengan itu. Aku hanya perduli untuk terus siaga terhadap orang yang menggenggam pisau yang ada di depanku. Orang itu sekilas hanya menatapku sebelum beralih ke dirinya yang berada di sebrang kami.

Aku tahu ia tujuannya. Bayangannya terasa amat gelap yang menunjukkan bahwa ia penuh tekad namun entah mengapa aku merasa ia ketakutan.

" Kamu berbohong padaku" ucap orang itu pelan. Ia terus menatap dirinya.

Karena situasi semakin berbahaya dan kutahu yang orang ini bawa bukanlah sembarang pisau, dengan cepat aku berlari ke arahnya.

Berlari dengan artian membuat diriku terbang dengan diselimuti asap hitam yang mulai menyatu dengan tubuhku.

Namun sebelum aku sampai untuk menghentikan orang tersebut, Dia yang hanya mengangkat tongkat kayu berkepala besi miliknya berhasil membuat aksiku tiba-tiba terhentikan.

Aku sampai tersentak, tidak ada orang yang dapat menghentikan apa yang kulakukan sebelumnya!

"Oh tidak secepat itu nona, ini adalah kelontongku, tempatku, peraturanku" ujarnya,menatap orang itu sangat dingin. " Jadi, harapanmu tidak sesuai yang kamu butuhkan? "


🌙🧙‍♂️🎇🌙


Kelontong Bintang v.31H [FINISH]Where stories live. Discover now