CHAPTER 28 - Sesal

2 0 0
                                    

" Apa maksudnya ini, kak?" Tanya Aozora tajam. Menatap kakak keempatnya dengan emosi membuncah yang ada di dadanya.


Dari jaraknya yang jauh di atas itu, ia mencoba menelaah lagi orang yang berada di bawahnya itu. Mencoba memastikan—terutama pada dirinya sendiri bahwa yang ada di hadapannya adalah kakak yang paling dekat dengannya.

Kakak tersayang yang seharusnya tidak pernah memberikan pertanda perang padanya.

Namun belum habis rasa sakit di dada yang tiba-tiba muncul ini, Aozora melebarkan matanya saat mendapati kakak pertamanya muncul dari belakangnya. Aozora mengeluh dalam hati, pastinya orang itu menggunakan tabir pelindung racikan kakak keempatnya itu.

Kakak yang paling dihindarinya, Pasangan Bintangnya.

" Apa-apaan ini?" hardik Aozora marah, menuntut jawaban dari sang kakak.

Sebelum kakak keempatnya itu menjawab, dengan gerakan tangkas sang kakak pertama bergerak ke depan si kakak keempat.

" Ao..."

Aozora mendengus. " Jangan menyebut namaku begitu. Kakak tidak berhak di sini!"

Segar di ingatan Aozora bahwa ia sudah mengatakan pada kakak tersayangnya itu bahwa yang bisa masuk ke kawasannya bahkan tempat tinggalnya hanya kakak itu seorang. Tepatnya setelah kejadian ia keluar—atau kabur dari pertemuan terakhir yang ia hadiri bersama para kakak-kakaknya yang lain.

Jadi selain rasa sakitnya ini, Aozora baru bertemu lagi dengan sang kakak pertamanya yang sudah 3 bulan tidak ia temui karena keputusan menghindarnya.

" Aku yang memintanya untuk membawaku kemari" kakak pertamanya berucap. " Apa benar kamu ingin... ingin memutuskan hubunganmu dengan kami? denganku?" lanjutnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Aozora merinding.

Merinding melihat betapa bisa palsunya seseorang. Aozora mengingat jelas bagaimana kakak pertamanya itu membantah usulannya bahkan ketidak setujuannya waktu itu, memintanya dengan sikap superior untuk mengabaikan pendapatnya yang bertentangan.

Padahal dengan jelas Aozora memaparkan tentang sebab-akibat tindakan dari keputusan itu akan lebih banyak merugikan mereka. Menghadang perang yang pasti akan terjadi.

Selayaknya seorang pelindung, kamu harus mendukung keputusan ini untuk semua.

Itu katanya waktu itu.

Jadi, bagaimana ia percaya pada nada memelas itu?

" Jika untuk membatalkan tujuan yang merugikan itu aku sanggup" ujar Aozora tegas, mengikuti nada superior yang pernah digunakan kakaknya itu. " Selayaknya seorang pelindung, aku harus menemukan cara untuk melindungi semua" lanjut Aozora mengikuti nada bicara sang kakak pertama waktu itu.

Perkataannya sukses membuat raut wajah kakak pertamanya yang semula nelangsa begitu menjadi kembali normal, kaku dan arogan.

" Aozora.." sang kakak keempat terlihat menggeleng serta mencoba memperingatkan, namun Aozora tidak peduli. Ia tetap menatap tajam kakak Pertamanya.

" Bagaimana kamu begitu keras kepala?" tanya kakak pertamanya dengan nada tidak percaya. " Aku paham kamu merasa ini semua tidak adil, aku dan kakakmu yang lain juga berusaha mencarimu sejak itu untuk mendiskusikan ini. Tapi, memutuskan hubungan denganku?"

" Lalu, apa yang harus kulakukan untuk membatalkan itu?" Aozora bertanya balik. " Aku tahu rencana kalian kak, tentang keputusan ini pada bulan merah. Jadi satu-satunya cara agar semua ini berhenti adalah memutuskan ikatan"

Mereka semua terdiam. Dalam hati Aozora berharap setidaknya kakak keempatnya menyadari betapa putus asanya dia melihat sang kakak berkhianat padanya seperti ini.

Kelontong Bintang v.31H [FINISH]Where stories live. Discover now