CHAPTER 17 - Garis yang Berubah Warna [PoV 3]

4 2 0
                                    

Tok...Tok..

Sudah beberapa kali dari sepuluh menit yang lalu, pintu kamarnya terus diketuk oleh mamanya. Beliau terus mengatakan secara berulang bahwa ada banyak orang yang mencarinya. Jika dihitung dari awal, maka sudah ada enam orang yang mencarinya.

Selain itu, ponselnya juga sedari tadi tidak berhenti berkedap-kedip. Ia sampai harus menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal halus miliknya hanya untuk tidak melihat cahaya layar ponselnya.

Sejak di ruang OSIS kemarin, semua terlihat tidak terkendali. Orang-orang yang mengejarnya, adegan memuakan antara Bagas dan murid baru itu, hingga garis berwarna biru yang tidak bisa ia otak atik karena peringatan aplikasi itu.

" Sial..." umpat Cantika, kembali merasakan takut.

Cantika takut jika semua ini akan berbalik padanya. Melihat bagaimana beberapa garis merah yang dimiliki Aphrodite ternyata sudah berubah secara perlahan menjadi biru dan tidak bisa diganggu gugat.

Bahkan Cantika bersumpah ada beberapa garis yang seharusnya sudah ia silang juga menghilang dan ikut-ikutan berwarna biru.

Sebenarnya ada apa ini?

Ia juga kesal tidak bisa menemukan rumah Eren itu lagi.

Padahal ia sangat membutuhkannya.

Cantika tetap menatap layar iphune lamanya beberapa kali. Warna merah yang ada di kotaknya masih tetap ada dan banyak.

Beberapa hari kemarin, ia pikir dengan adanya banyak garis merah di kotaknya, hidup sekolah dan masa depannya akan terjamin dan gemilang. Banyak sekali orang yang ia ingin temui berhasil ia temui.

Tapi, ia tidak menyangka mereka akan bersamaan seperti orang gila untuk mendatanginya.

Dan garis itu bahkan tidak bisa dihapus! Jika melanggar entah apa yang nanti akan terjadi.

" Ma!! Tutup aja pintunya, please..." teriaknya setelah ketukkan pintu terdengar lagi. Cantika hampir menangis karena sudah sangat kesal dengan mereka.

Ketukkan di luar sana berhenti. " Sayang... tenang mereka sudah pergi. Mama dan pak Pur bahkan sudah memastikan itu." Katanya lembut menyebut juga nama satpam mereka.

" Mama..." ucap Cantika akhirnya gentar mendengar suara lembut mamanya. Air matanya kemudian meleleh.

Padahal yang ia inginkan adalah untuk tetap menjadi Senior Bunga dengan masa depan yang cerah...

" Boleh mama masuk?" tanya mamanya masih lembut dari balik pintu.

Tanpa menunggu banyak waktu, Cantika segera mendekati pintu kamar dan membukanya, menampilkan sang mama yang ternyata sudah membawa segelas susu hangat kesukaannya.

Setelah itu, mereka berdua duduk di sofa kamarnya dan saling mengobrol. Cantika menceritakan berbagai hal yang terjadi dalam sebulan ini—menyiratkan sedikit tentang kemampuan yang didapat dari aplikasi itu, yang pada akhirnya berujung kekhawatiran penyebab ini semua...

Entah kenapa ia menyebut Aphrodite.

" Aphrodite?" tanya mamanya bingung. " Kayaknya pernah mama dengar deh.."

" Dengar, ma? Dewi kecantikan kali.."

Mamanya menggeleng. " Bukan, tapi mama lupa. Kayaknya sih mama pernah dengar nama itu"

Mendengar hal baru yang bikin penasaran itu, Cantika jadi tertarik. " Di mana ma... apa dia juga orang yang Cantika kenal?"

Butuh beberapa lama sebelum mamanya akhirnya kembali menggeleng. " Nanti jika mama ingat akan mama kasih tahu ya"

Kelontong Bintang v.31H [FINISH]Where stories live. Discover now