CHAPTER 12 - Senior Bunga

5 0 0
                                    

Semua orang sudah memanggilku dengan sebutan manis “ Senior Bunga”

Sebuah sebutan untuk murid perempuan terpopuler di angkatan nya yang baru naik ke kelas dua belas. Secara turun temurun, gelar itu akan berpindah dari Senior Bunga terdahulu ke pegantinnya.

Ya, tidak perlu diberi tahu bahwa aku adalah Senior Bunga selanjutnya itu—sebenarnya masih secara tidak tertulis karena gelar sekolah itu harus dilantik secara tertulis.

Banyak sekali jajaran prestasi yang kupunya. Ketua kelas selama dua tahun, Juara permainan Anggar, Juara pidato bahasa Inggris, menjadi duta sekolah dan daerah, MC kondang yang selalu digunakan jasanya di berbagai kegiatan, juara umum dua kali berturut-turut, dan beberapa prestasi non akademik.

Tidak salah bahwa semua orang melabelku sebagai Senior Bunga selanjutnya! Dan itu terjadi!

Banyak sekali keuntungan jika kamu menjadi Senior Bunga itu. Salah satunya yang menyenangkan adalah seorang Senior Bunga memiliki wewenang penting dalam memilih acara akhir tahun untuk angkatan kami dalam keanggotaan OSIS tertinggi—acara yang bisa disamakan dengan Prom akhir tahun di sekolah ini.

Menyenangkan bukan? Ideku akan menjadi suatu pilihan tunggal yang akan diwujudkan oleh Senior Api—sebutan untuk murid laki-laki yang populer dan anggota lainnya.

Tapi, seperti pepatah bahwa tidak ada yang abadi ataupun seindah dongeng, di tiga bulan pertama Gelar itu dapat berpindah tangan jika ada murid lain yang muncul dan menjadi populer di angkatan Senior Bunga tahun tersebut.

Sebenarnya hal itu jarang terjadi, tapi entah bagaimana di tahunku malah terjadi dengan cepat.

Dalam waktu sebulan!

" Kak Cantika "

Aku menoleh saat namaku dipanggil dari pintu masuk. Seorang gadis mungil yang menjabat menjadi sekretaris OSIS pribadiku. Ia memang kutugaskan untuk mengamati seseorang yang mengancam posisiku.

Diah segera duduk di kursi depanku saat aku mengintruksinya untuk duduk. Keuntungan lainnya dari menjadi Senior Bunga adalah kamu mendapatkan ruang sendiri di dalam ruang OSIS—dan lagi lagi akulah pewaris ruangan ini.

Sekali lagi, menyenangkan bukan?

" Bagaimana, Di?" tanyaku setelah ia duduk.

" Anak pindahan ini memiliki segudang prestasi yang tidak bisa kita anggap remeh kak. Dia peraih juara di beberapa olimpiade, pernah menjadi perwakilan Indonesia dan Public Speakingnya baik. Setelah seminggu ia pindah kesini, tingkatan kepopuleritasnya meningkat" lapor Diah.

Aku yang mendengarnya langsung mendengus. " Gue tahu itu, Diah! Itu berita lama. Ada tidak yang baru?!" tanyaku tidak sabar. Aku sudah mendengar berita ini sebelumnya walau tidak lengkap. Rasanya menyebalkan dan semakin menyebalkan karena diperjelas oleh Diah.

Malah tanpa kuperlu tahu, dari seminggu belakangan ini aku merasa bahwa lingkungan sekitarku agak berbeda.

Biasanya untuk waktu tiga bulan pertama, seorang Senior Bunga akan dikelilingi oleh para murid seperti lebah yang ingin berfoto, berdiskusi, atau permintaan untuk masuk ke OSIS dari jalur kewenangan Senior Bunga. Para murid ini akan terus seperti itu sampai pada akhirnya ketika Senior Bunga dilantik setelah tiga bulan—saat Senior Bunga mengumumkan apa yang ia akan lakukan dalam satu tahun kedepan.

Tapi aku yang baru sebulan diberikan gelar sebagai next Senior Bunga—banyak murid-murid yang tidak memperlakukanku begitu. Mereka cenderung cuek walau sebenarnya masih banyak juga yang melakukan itu padaku.

Di kondisi itulah akhirnya aku mengetahui ada seorang murid baru nanggung yang masuk ke angkatanku.

Ok, aku sangat malas membahasnya. Dia pesaingku entah darimana.

Kelontong Bintang v.31H [FINISH]Where stories live. Discover now