CHAPTER 21 - Sikap Berlebihan

3 0 0
                                    

" Emmm"

Aku bergumam dengan tanganku yang mengambang di atas buku. Membaca buku harian seseorang seperti ini bukan seperti aku banget, apalagi ketika buku harian yang dibaca adalah milik seseorang yang memiliki sifat yang tidak kusuka.

Nanti bisa-bisa aku akan mengomentari kasar si penulis buku ini.

Kenapa berhenti?

Eren atau Dolerian itu bertanya dengan nada yang penasaran. Tentu saja masih berada di kepalaku alih-alih berbicara dengan suara dari mulutnya.

" Bisa enggak sih kamu berbicara normal saja? Lihat kan semua orang di sini kamu bekukan?"

Bisa saja, tapi aku lebih nyaman begini, karena ini di luar rumahku.

Mendengar itu membuatku memutar bola mata heran. Kalau memang merasa terganggu ataupun waswas, kenapa ia tidak menarikku seperti kemarin ke rumahnya?

" Aku hanya merasa tidak enak membaca buku harian seseorang, apalagi kalau orang kayak psikopat begini.." akhirnya ku jawab dengan posisi tangan yang masih mengambang untuk membalikkan halaman.

Emm, tetap baca saja.. kita harus selesai sampai akhirnya. Lagi pula ini kesepakatan kita kan?

Sambil berbicara begitu, Eren atau saat ini Dolerian menujuk baris lilin itu di atas kami—mengingatkanku.

" Jika begitu kenapa kamu bertanya?" tanyaku menghela nafas. " Baiklah, memang untuk adikku itu. Setelah itu kita selesai" kataku singkat sambil membalikkan halaman buku lagi.

Tidak menyadari perubahan wajah Dolerian yang menarik sudut bibir ke bawah.

Rumah no.3, 27 Oktober 12:35

Hi.. lagi?

Perkembangan yang Gue dapat setelah menulis kemarin cukup menakjubkan. Bocah itu benar-benar menepati janjinya untuk memberikan imbalan ini.

Hal itu cukup memuaskan. Gue bahkan menganggap bahwa ini adalah hadiah ulang tahun Gue yang bertepatan dengan hari ini—yang biasanya tidak pernah diingat ataupun dirayakan, jadi rasanya berkali lipat senang dan semua orang juga tersenyum untuk pertama kalinya setelah sekian lama!

Rasanya sungguh luar biasa!

anyway, pasti lo penasaran kenapa lokasi tempat Gue nulis sama seperti kemarin?

Jika lo lihat penampilan Gue, pasti lo merasa menjadi seseorang berpenampilan begini tidak cocok menjadi laki-laki rumahan yang pulang pergi seperti kupu-kupu.

Kalau lo ngerasa begitu, berarti lo BENAR!

Gue bukan anak rumahan yang senang di dalam rumah. Malahan, Gue akan lebih senang jika bisa keluar dari rumah secara terus-menerus. Mengabaikan mereka yang menghujat Gue dari belakang (halo para pengecut!) atau sekedar nongkrong sampai pagi bersama sohib yang lain.

Sekedar funfact, karakter Gue saat di tongkrongan atau di antara teman-teman partner in crime gue ini termasuk sosok tenang dan cenderung pendiam. Bahkan saking tenangnya, dulu ada salah satu anggota yang meremehkan Gue dengan cara membully Gue karena karakter gue itu.

Tapi, hal itu tidak berlangsung lama karena setelah Gue enggak tahan lagi, secara jujur.. Gue mendorongnya ke bawah jembatan yang hampir membunuhnya—hanya lupa terkilir di kakinya.

Kelontong Bintang v.31H [FINISH]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu