CHAPTER 24 - MIMPI

4 0 0
                                    

Dengan langkahnya yang ringan, perempuan yang lebih suka tinggal di area hutan itu meloncat dari satu batang pohon tinggi ke satu batang pohon tinggi lainnya. Kakinya dengan sangat ringan dan lihai berhasil menghindari berbagai bentuk halangan atau rintangan yang muncul karena seseorang di bawahnya.

" Hati-hati!" teriak orang itu dari bawah, berlari dengan tempo yang sama dengan perempuan itu untuk mengejarnya. " Kalau kamu tertangkap, kamu harus mau kuajak pergi ke tempat itu" katanya. Dengan bangganya menunjukkan bahwa ia adalah dalang yang dapat memanipulasi ilusi seseorang.

" Ohoho" perempuan itu tertawa meremehkan. " Kamu berada di wilayahku, tidak ada yang bisa melawanku di sini, bahkan orang menyebalkan itu"

Dengan gesit ia meloncat lebih tinggi ketika melihat ada akar abnormal yang muncul untuk melilit kakinya.

Tongkat hijau panjang yang selalu ia pegang diarahkannya ke arah orang itu, segera memberikan efek dengan memunculkan ranting-ranting di bawah kaki yang mengejarnya.

Tidak seperti dia yang dapat menghindar, orang itu malah terjerat dengan sukses oleh rantingnya.

Membuat orang itu terjerembap jatuh dengan wajah yang mencium tanah duluan.

Perempuan yang melihatnya itu tertawa terbahak-bahak tanpa rasa kasihan. Gaun sutra beludrunya yang berwarna hijau mulai melambai-lambai lagi ketika ia mulai berlari kembali.

Siapa suruh mau mengejarnya dan memanfaatkan elemen yang sudah jelas dikuasai olehnya? Dengan hanya menggunakan sihir? Tentu saja ia pasti bisa melawan, kan!

" Kamu tahu kan harus ke sana bagaimana pun juga?!" teriak orang itu setelah menguasai rasa sakitnya. " Kamu sudah sangat lama absen!" lanjutnya kembali mengejar-namun kali ini lebih gesit.

" Aku tidak suka berada di sana... mereka terlalu kolot!"

Mendengar ucapannya, orang itu menghela nafas pasrah. Mengakui bahwa ia memang harus mengikuti perintah untuk menyeret si bungsu ke pertemuan secara kasar.

" Maafkan aku" tiba-tiba ia berhenti berlari. Ia terus menatap perempuan itu yang terus menjauh, tidak mendengarnya.

Nyatanya, memang ia memang membiarkan hit and run ini berlangsung di daerah perempuan itu. Ia tahu bahwa sifat keras kepala perempuan itu akan menguasai egonya sehingga ia tidak akan memikirkan alternatif lain yang dapat orang itu lakukan untuk menangkapnya.

Orang itu dengan cepat segera menunduk dan merentangkan telapak tangannya ke arah tanah agar perempuan itu tidak terlalu jauh dari radius jangkauannya. Ia berbisik dengan lembut sampai membuat sebuah lingkaran berwarna perak kebiruan muncul di antara telapak tangannya dengan tanah.

" fmhunl eht qmbj " rampalnya. Bersamaan dengan itu tanah di dataran ini seketika bergelombang dengan kuatnya. Untungnya sebelum ia merampal ini, ia sudah bersiap dengan menempelkan kakinya ke permukaan tanah.

Sebaliknya, karena perempuan itu tidak tahu gerakan orang itu secara tiba-tiba, saat gelombang kedua yang kuat sampai pada pijakannya, ia menyadari bahwa orang itu menggunakan kemampuan andalannya.

Perempuan itu berteriak karena harus terhenti secara mendadak agar tidak menabrak pohon yang menghalangi jalannya akibat gelombang ini.

Namun karena dadakan, kakinya terpelesat dan tongkatnya entah jatuh ke mana, ia berteriak karena tidak siap.

Terkejut karena kesal.

Namun tentu saja, orang itu membuat lingkaran sihirnya melebar dan melesat di bawah perempuan itu agar menangkapnya-tidak membiarkan tubuh si bungsu menyentuh tanah sehabis terjatuh dari ketinggian itu.

Kelontong Bintang v.31H [FINISH]Where stories live. Discover now