⊳⊰ TIGA PULUH SATU ⊱⊲

73.2K 7.7K 240
                                    

Siapa yang lagi nebak nebak cung!!
Tetap update ditengah ramainya teka teki Ilora Azkia.

------

Setelan jas rapih yang dipakai Bumi begitu pas ditubuh lelaki itu. Fazura yang baru selesai memakaikan dasi pun menepuk nepuk bahu suaminya. Sebenarnya ia bisa menyamai tinggi Bumi karena naik kursi kayu.

"Ini laki laki nya siapa, ya? Ganteng banget." godanya sembari tersenyum menatap Bumi yang poninya diangkat naik memperlihatkan kening lelaki itu yang sudah tidak jerawatan.

Bumi mengulum bibirnya, "Diajarin siapa ngalus begitu?" tangan Bumi memeluk pinggang perempuannya.

"Loh, suami aku emang ganteng. Pasti banyak yang suka dikantor nanti." suaranya memelan diakhir kalimat. Rela tak rela, suaminya yang masih muda ini pasti banyak yang mengincar, apalagi Bumi sudah masuk dunia kerja.

Bumi mengerutkan keningnya, tangannya bergerak menyingkirkan poni yang menutupi mata Fazura.

"Aku 'kan gantengnya kamu. Mau seribu atau sejuta perempuan yang suka aku, mereka gak akan bisa milikin aku kayak kamu. Jangan mikirin hal yang gak perlu, kamu lagi hamil anak aku, inget?"

Perlahan Fazura mengangguk.
Bumi membawa Fazura kedalam pelukannya, mengusap punggung perempuan itu dengan penuh sayang.

Ia milik Fazura.
Dan Fazura miliknya.
Milik Bumi.

•••

"Aku cuma pelatihan hari ini, jadi pulangnya mungkin jam satu siang. Nanti aku kabarin lagi." Fazura mengangguk menatap Bumi yang ia antar sampai depan pintu rumah.

Bumi mengusap pipi Fazura, "Baik baik dirumah, kalo ada apa apa telepon aku." ujarnya sebelum mengecup singkat bibir Fazura lalu berjongkok dengan lutut kiri menjadi topangannya. "Anak Papa yang sehat ya didalem sana, jangan repotin Mama kamu yang cantik ini. Papa kerja dulu." kecupan di perut yang tak lagi terlihat rata disematkan Bumi sebelum berdiri.

"Semangat, Papa Bumi!" Fazura mengepalkan tangannya dan ia angkat untuk menyemangati Bumi.

Bumi tersenyum kemudian mengangguk.

"Aku pergi dulu, sayang. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam." Fazura melambaikan tangan melihat Bumi memasuki mobil yang baru dibeli kemarin, bukan mobil yang semahal mobil dirumahnya sana, hanya Civic Turbo.

Setelah mobil Bumi melaju, kini kegiatan Fazura adalah bercocok tanam di kebun belakang. Untungnya bibit, pupuk dan bahan lainnya sudah dipersiapkan dari sebelum sebelumnya. Aman.

•••

Setelah menarik nafas dan menghembuskan perlahan, Bumi pun keluar dari mobilnya yang ia hentikan di depan gedung cabang perusahaan milik Papi Arzel.

Bumi memberikan kunci remote mobilnya pada penjaga disana lalu ia melangkah masuk. Sungguh, ia deg deg an.

Panggilan masuk mengejutkannya hingga ia berhenti melangkah dan menghela nafas menetralkan keterkejutannya.
Nama kontak Papinya terlihat, ia pun mengangkatnya.

"Halo, Pi. Kenapa?" tanyanya sembari melihat sekitar.

"Kamu udah di kantor?"

"Udah, ini Abang mesti kemana?"

"Lihat arah utara dari pintu masuk, disana ada lift, kan?" Bumi mengikuti instruksi Papi nya.

BUMI [Terbit]Where stories live. Discover now