⊳⊰ EMPAT PULUH TIGA ⊱⊲

49.5K 6.5K 224
                                    

Start
Tandai typo!

═•❁❀❁•═

Dengingan ditelinganya terus didengarnya, kepalanya menggeleng pelan merasakan sakit kepala yang membuatnya meringis.

Fazura membuka matanya perlahan, menerjap beberapa kali baru ia membuka mata sepenuhnya.
Kesan pertama yang ia tangkap adalah asing.

Dirinya berusaha menggerakkan tangannya untuk memegang kepalanya yang berdenyut nyeri namun rasanya sulit, seperti diikat.

"Have a sweet dream, baby?" Fazura langsung melihat kearah suara.

Lelaki pemilik rambut blonde itu, Bian.

Bian terlihat mendekati Fazura dengan senyum manisnya. Fazura mengerutkan kening melihat lelaki itu.

Ia dimana? Kenapa ada Bian disini?

"Ini dimana?" tanya Fazura menatap Bian yang sudah menarik kursi untuk duduk disamping ranjang yang ia tempati.

Bian tak menjawab, lelaki itu melipat tangan didepan dada dan menatap Fazura dengan tatapan yang lembut.

"Are you hungry? Bayi kita laper juga, gak?"

Fazura menatap aneh terhadap Bian.
Tangannya berusaha bergerak namun rasanya sulit.

"Kamu ngiket aku, Bian?"

Bian mengangkat alisnya, "Tunggu disini, aku ambil makan buat kamu dan bayi kita." Bian berdiri dan melangkah keluar dari ruangan yang ditempati Fazura.

Jantung Fazura terpompa cepat, diliriknya tangannya yang benar saja terikat disisi ranjang, bahkan kakinya juga.

Ia memejamkan mata berusaha menahan tangis karena rasa takut, dalam hati ia menyerukan nama Bumi untuk meminta pertolongan. Ia butuh Bumi sekarang.

"Aku masak roast beef, sayang. Aku juga buatin kamu jus mangga." suara Bian kembali terdengar membuat Fazura membuka matanya yang memerah menahan tangis.

Bian kembali duduk ditempat sebelumnya setelah meletakkan gelas jus mangga diatas nakas disebelahnya.

Bian menyuapkan potongan kecil daging sapi yang terlihat matang sempurna dan menggiurkan kearah bibir Fazura. Fazura menatap Bian takut, bibir nya bergetar karena menahan tangis.

"Bian..."

"Open your mouth, kitten." Bian tetap menyuapi daging tersebut ke mulut Fazura.

Fazura membuka mulutnya menerima suapan Bian, disaat itu air matanya tak tertahankan. Fazura mengunyah dengan sulit meski daging dimulutnya terasa lembut.

Ibu jari Bian bergerak menghapus air mata Fazura. "Jangan nangis, kasian bayi kita."

Fazura menelan kunyahan daging yang belum ia kunyah habis. "Please, berhenti bilang bayi kita. This is my baby and my husband."

Bian tersenyum kecil, "Yes, our baby. I'm your husband." Bian kembali menyodorkan tusukan daging diatas garpu kedepan bibir Fazura.

Fazura menggeleng.
"Lepasin aku, Bian."

"Habisin dulu makanannya," Fazura pun menerima kembali daging tersebut, Bian lagi lagi tersenyum melihatnya.

Tak lama, Fazura kembali menggelengkan kepala tak kuat memaksakan dirinya untuk terus mengunyah.

Bian kini membantu Fazura duduk untuk meminum jus buatannya. Selesai minum, Fazura kembali direbahkan.

"Aku taro ini dulu," Bian kini melangkah keluar meninggalkan Fazura yang kembali menangis.

BUMI [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang