⊳⊰ EMPAT PULUH SEMBILAN ⊱⊲

49.3K 6K 60
                                    

Part kebanyakan tentang Ilora.
Gak suka? Skip aja, tunggu part selanjutnya.

:✧・゚☾⋆・゚✧:

Bruk.

Fazura langsung memegang erat lengan Bumi yang sigap menahannya agar tak jatuh dari tubrukan orang yang baru saja lewat.

Mendengar Fazura meringis, Bumi menukik alis dan menoleh ke belakang mencari orang yang telah menubruk istrinya.

"Woy! Jalan liat depan bukan liat handphone!" cerca Bumi dengan suara keras hingga tak hanya orang yang menyenggol Fazura yang menoleh melainkan beberapa orang lain di bandara tersebut.

Fazura mengusap lengan Bumi meminta lelaki itu bersikap biasa saja karena dirinya tidak apa apa.

"Kamu ada yang sakit?" tanya Bumi memeriksa bahu kanan Fazura. Ini sepenuhnya salahnya, ia bersalah tidak menjaga Fazura dengan baik. Seharusnya ia yang tadi ditubruk, bukan Fazura.

"Maafin aku, sayang." ucap Bumi mengusap usap bahu Fazura. Fazura menerjap bingung, mengapa Bumi yang minta maaf?

"Ah, itu.. Maaf tadi gak sengaja," suara lain terdengar disekitar sepasang pasutri itu. Bumi menoleh begitupun Fazura.

Kening Fazura berkerut merasa dirinya kenal dengan lelaki yang meminta maaf.

"Maafin gak, Ay?" tanya Bumi pada Fazura.

Fazura tak menjawab, perempuan itu sedang berkelana dalam ingatan. Ayolah, kemana daya ingat jitu nya? Fazura butuh sekarang.

Ting.

Seolah mendengar oven berhenti memanggang, Fazura membulatkan mata.

"Bang Levan!" seru Fazura menunjuk lelaki pemilik tahi lalat di hidung.

Bumi mengernyit tak mengerti.
Levan? Siapa?

"Hah? Lo kenal gue?" tanya Levan menunjuk dirinya sendiri.

"Abangnya Ilora, kan?"

Bumi membulatkan mata terkejut lalu menatap Levan. Diperhatikannya lelaki yang memiliki tinggi tak lebih darinya lebih teliti, tapi diperhatikan lebih jelas memang wajah laki laki didepannya ini mirip Ilora sekilas.

Levan mengangguk ragu menatap Bumi dan Fazura bingung.

"Aku Fazura, mantan ketua OSIS setelah Bang Levan lengser. Inget?" Levan menerjap memperhatikan Fazura lebih detail.

"Zura?" akhirnya Levan mengenali Fazura, Levan ingat adik kelasnya yang sangat lugu ini menggantikan tugasnya di sekolah. Perempuan manis yang dulu pernah ia marahi karena belum sempurna meneruskan tugasnya menjadi ketua organisasi sekolah.

Fazura mengangguk cepat seraya tersenyum.
Bumi yang melihat itu langsung menggoyangkan lengan Fazura tidak suka. Senyum Fazura itu miliknya!

"Oh my god, gue banyak denger lo dari Ilora. Lo sehat?" tangan Levan bergerak hendak menyentuh kepala Fazura namun Bumi sebagai suami segera menahan pergerakan itu.

"Watch your hand, please." ujar Bumi dengan nada tidak bersahabat.

Levan tersenyum miring menatap Bumi lalu menurunkan tangannya.

"Aku sehat. Bang Levan disini ngapain?" melirik koper besar yang dibawa Levan tadi, Fazura menerka kalau Levan hendak pergi atau mungkin baru pulang dari bepergian.

Levan tersenyum menatap kopernya. "Mau ketemu adik gue si tukang ngambek."

Fazura melebarkan matanya terkejut.
Tujuan mereka sama.

BUMI [Terbit]Where stories live. Discover now