⊳⊰ TIGA PULUH TIGA ⊱⊲

67.6K 8K 256
                                    

Ekhem..
Ada yang bilang:

Jadi jangan ada thor thor diantara kita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jadi jangan ada thor thor diantara kita.
Panggil aku paduk- maksudku, Ra. Aku suka dipanggil Ra walaupun nama asli ku bukan itu.
Tpi ayo mulai panggil pencipta (karya) BUMI ini Ra.

Sekian, terima vote nya.

----------

Situasi Fazura pagi ini terlihat kurang baik, atau mungkin tidak.
Saat ia tidur malam, tidurnya tak nyenyak karena beberapa kali diganggu mimpi.
Paginya, Fazura berkali kali memuntahkan cairan putih sebagai morning sickness nya. Padahal hari ini adalah hari Bumi dan Fazura mulai tes untuk masuk universitas.

Bumi yang sudah rapih dengan pakaian kasual yang masih menyematkan kata sopan saat ini tengah dilanda cemas akibat Fazura yang terlihat sangat pucat.

Fazura berpegangan erat pada lengan Bumi ketika ia hendak duduk. "Kamu berangkat sekarang aja, perjalanan ke sana lumayan lama, kan?"

Bumi menggeleng cepat, "Aku mending gak kepilih masuk kuliah daripada ninggalin kamu yang lagi begini. Aku takut kamu kenapa napa kalo aku tinggal." mata Bumi memancarkan kekhawatiran yang paling dalam, tangannya bahkan tak henti mengusap lengan Fazura.

Tangan Fazura bergerak merapihkan rambut Bumi kemudian turun memegang pipi Bumi. "Aku gak kenapa napa, Bumi. Percaya aku dan anak kita, kita saling menjaga." Fazura meraih tas gendong yang sudah disiapkan Bumi untuk dibawa nanti.
"Pake. Kamu nanti terlambat." ia memberikan tas tersebut pada Bumi.

Bumi menggeleng dan Fazura berdecak.
"Nurut, ya? Aku dan baby mau yang terbaik untuk kamu. Kamu 'kan calon papa, nanti kalo aku gak bisa ajarin si baby, ada Papa nya yang pinter. Ayo, dapetin kesempatan ini, Zura percaya Bumi."

Bumi terdiam.
Tak lama kepalanya menggeleng pelan.

"Aku gak mau ninggalin kamu, Azura." nada sendu membuat Fazura terbawa suasana. Matanya berkaca kaca karena Bumi kekeuh berada disisinya.

Fazura merentangkan tangan dan Bumi langsung maju memeluk Fazura.

"Kamu tau apa yang bikin aku kebangun semalem?" tanya Fazura disela pelukan keduanya.

"Mimpi buruk?" tebakan Bumi diangguki Fazura.

"Mimpi yang buruk banget. Aku lihat kamu selingkuh dan setelahnya kita bercerai. Aku nangis sebelum kamu bangun juga. Aku takut, Bumi." setitik air mata sungguh jatuh dari sudut mata Fazura. Hatinya terasa diremas hingga dadanya terasa sesak, sama seperti semalam.

Bumi terdiam.
Ia semakin erat memeluk Fazura, membiarkan sekali saja Fazura menyembunyikan tangisan yang sangat Bumi benci itu di bahunya.

Tak ada 5 menit, Bumi menguraikan pelukannya lalu membingkai wajah Fazura. Tangannya menghapus sisa air mata yang dengan sangat tidak sopan nya turun melewati pipi kemerahan milik istrinya.

BUMI [Terbit]Where stories live. Discover now