⊳⊰ TIGA PULUH DELAPAN ⊱⊲

60.4K 7.1K 207
                                    

Siapa mau jdi pacar Bumi? Cung!!

Aku akhir akhir ini bener bener gatau alur cerita BUMI bakal kayak gimana. Buat kalian yang merasa cerita aku kurang atau mungkin mulai gak menarik, komen aja yaa.
Aku terima kritik dan saran, kok. It's okay.

-' ─────────── ・ ・ ・ ✦

"Yoww, Bro!!" seru lelaki berkacamata dengan lesung pipit tipis di salah satu pipi ketika matanya menangkap keberadaan sahabatnya.

Bumi menerima pelukan ala lelaki dari Rangga.
"Sehat, Bro?" tanya Bumi saat melepas pelukan Rangga.

Rangga merentangkan tangan menunjukkan tubuhnya, "Menurut lo?"

"Hahaha, gemukan. Sehat, nih."

"Alhamdulillah." mata Rangga kemudian beralih kepada perempuan dibelakang Bumi. Keningnya mengerut kemudian menunjuk perempuan tersebut. "Loh? Neng geulis!" wajah Rangga sumringah menatap Ilora yang tampak cantik dari langsung.

Ilora menyampirkan rambutnya kebelakang telinga, dirinya bertingkah malu malu mendekati Rangga dan Bumi.
Benar, Ilora diizinkan ikut oleh Bumi dan asal kalian tahu mereka berada di bandara pukul 4 pagi. Memang jam nya pesawat yang membawa Rangga untuk mendarat.

Tadi selama perjalanan, Ilora bukannya mengantuk malah antusias tak kuasa menahan senang ingin berjumpa sang pujaan hati, hal itu membuat Bumi tak mengantuk sebab Ilora banyak bercerita.
Kabarnya, keduanya sudah beberapa kali saling mengirim pesan singkat. Tak heran, Rangga cepat mengingat wajah Ilora.

"H-hai.." Ilora mengangkat satu tangannya menyapa, kepalanya menunduk malu. Astaga, mengapa ia jadi malu malu begini? Kemana image cewek swag nya?

Rangga tersenyum mengusak rambut Ilora pelan. "Mau aja lo ikut Bumi jemput gue sepagi ini."

Wajah Ilora merah padam, jantungnya yang tadi sudah berdetak cepat kini semakin memacu cepat rasanya seperti akan keluar dari tempatnya.
"Buat pujaan hati apa sih yang enggak? Omg lo ganteng banget!!"
"Haha, ya gak apa apa, sih." harus tetap jaga image, Ilora sudah berlatih itu sejak kemarin.

"Pekerja lo mana? Lo ngajuin kerjasama sendirian? Mandiri amat." Bumi menengahi keduanya.

"Ye, yakali. Ngambil penerbangan lain, soalnya 'kan lo sendiri yang minta gue duluan." Rangga masih mengingat Bumi memintanya datang cepat karena alasan pribadi. "Mana istri lo? Katanya kangen gue."

Bumi mendelik seraya melangkah duluan lalu diikuti dua orang dibelakangnya. "Sepede tai. Ya kali gue bawa istri gue yang lagi hamil pagi buta begini."

Rangga membulatkan mata terkejut namun tak menghentikan langkahnya, "Loh, istri lo udah hamil lagi?"

"Gue minta lo dateng cepet 'kan karena istri gue ngidam dengerin lo ngegitar. Lo kalo bego ya bego aja, jangan tolol diambil juga. Maruk." terkesan kasar namun semua juga tahu mereka berteman sudah lama, Rangga saja menanggapi dengan tawa. Berbeda dengan Ilora yang menukik alis tak suka dengan ucapan Bumi untuk calon pacarnya.

•••

Jika tadi Ilora terkesan antusias, kini perempuan itu tidur nyenyak di kursi belakang.

BUMI [Terbit]Where stories live. Discover now