⊳⊰ TIGA PULUH SEMBILAN ⊱⊲

58.6K 6.8K 169
                                    

Vote dan ketik 1 untuk Ra agar bisa jadian sama Bumi. ☝🏻😃

🐈🐅🐈🐅🐈🐅

"Is she?" dagu runcing sedikit terbelah itu menunjuk perempuan yang duduk didepan panggung kecil. Perempuan manis yang tengah tersenyum bahagia mendengarkan petikan gitar dan nyanyian yang melantun halus dari seorang lelaki diatas panggung.

Lelaki dengan rambut blonde disampingnya mengangguk mengiyakan, matanya tak lepas dari arah depan.

"Yang disampingnya siapa? Her boyfriend?" mata hazel cerah tersebut menuju pada seseorang disamping perempuan yang sedang mereka amati.

Bumi dan Fazura, sepasang pasutri yang sedang menikmati alunan lagu yang dibawakan Rangga diatas panggung yang baru dipasang didalam cafe Ilora. Semuanya melakukan ini demi menuruti kemauan Fazura dan calon bayinya.

Dan di satu tempat berjarak 4 meja ada Bian dan sepupu cantiknya yang dibawa Bian mengamati Fazura. Sesungguhnya Bian sudah jatuh kepada pesona Fazura.

"Maybe. Tapi gue gak akan mundur." Bian memasukkan sesendok macaroni schotel dan mengunyahnya tanpa melepas pandangan dari Fazura.

Hingga tak lama Fazura terlihat bangun dari kursi membuat Bian menatap sepupunya yang sedang menikmati senyum Rangga.

"Ck. Right now." Bian menyikut sepupunya.
Cheri berdiri lalu melangkah ke toilet dimana Fazura tadi melangkah.

Sampai dikamar mandi, yang ditemukan Cheri adalah suara mual mual. Cheri memilih menyibukkan diri dengan mencuci tangannya hingga Fazura keluar dari bilik toilet. Hanya mereka berdua yang ada disana.

Fazura melirik Cheri sekilas kemudian mencuci tangan dan wajahnya. Dilihatnya kotak tisu disampingnya yang sudah habis kosong.
Sebuah uluran tisu dari samping kirinya membuat Fazura menoleh menatap Cheri dan berterimakasih menerimanya.

"Ekhem. Lo lagi sakit?" tanya Cheri menatap pantulan diri Fazura dicermin.

Fazura tersenyum membalas Cheri, "Aku lagi hamil." jawab Fazura dengan suara halusnya sembari tangannya mengusap perut.

Cheri diam diam terkejut, ia membeku menatap perut Fazura. Sungguh? Bian menyuruhnya menculik wanita hamil? Lelaki itu hilang akal, ya?!

"Aku duluan, permisi." Fazura melangkah menjauh meninggalkan Cheri yang masih terdiam. Matanya menerjap berusaha sadar dengan apa yang hendak ia lakukan.

Menculik?
Menculik ibu hamil?
Astaga, pasti gilanya ditularkan dari Verbian Jhonson.

Cheri kembali dengan nafas menggebu gebu menghampiri meja Bian. Dengan kasar ia mengambil jaket crop berbulu domba miliknya lalu ia meninggalkan Bian yang kebingungan.

Terpaksa, Bian bangkit dan berlari mengejar Cheri. Tenang, makanannya sudah dibayar diawal.

Sampai di parkiran mobil, Bian melihat Cheri yang baru masuk kedalam mobilnya, Bian pun langsung menyusul.

"Lo kenapa, deh?" tanya Bian menatap Cheri yang terlihat emosi. Rasanya tidak mungkin Cheri dibuat emosi oleh Fazura yang lemah lembut.

Cheri mengatur nafasnya yang sempat menggebu karena emosi kemudian menatap Bian dengan sengit.

"I can't believe you're an asshole. Lo nyuruh gue nyulik pregnant women?!" walau sudah mengatur nafas agar tidak terbawa emosi, tetap saja bawaannya ia kesal mengingat Bian menyuruhnya kepada keburukan.

BUMI [Terbit]Onde histórias criam vida. Descubra agora