Tiga

8.8K 1K 5
                                    

"Cewek lo berulah lagi tuh."

Gellan melirik sudut kantin, dari tempat duduknya ia bisa melihat Bianva yang kembali melakukan kebiasaan buruknya, ia baru masuk ke kantin sepertinya Bianva sudah selesai bermain-main "Setidaknya dia tidak terluka." Dan tidak melakukan aksinya di hadapan Gellan.

"Siapa lagi korbannya?" tanya salah satu teman Gellan, namanya Zian.

"Si murid beasiswa," jawab Hery, dia adalah laki-laki yang mengatakan pada Gellan kalau Bianva berulah kembali.

"Namanya siapa?" tanya Zian penasaran.

Hery mengerutkan keningnya, berusaha mengingat-ingat. "Kalau engga salah namanya Elona."

"Oh kasian yah ," gumam Zian.

"Kalau kasian lo bantu sana." Hery memberi saran.

"Ah malas." Zian bukan orang sebaik itu. "Gue juga engga mau berurusan sama Bredy." Bredy adalah kakak laki-laki Bianva, dia merupakan preman SMA mereka dan pembuat onar.

Dia akan menghajar siapapun yang menyakiti adiknya, dia sangat melindungi Bianva.

"Gellan!" Bianva tiba-tiba muncul dan memeluk Gellan dari belakang.

Gellan tersenyum tipis. "Sudah makan?"

"Sudah." Bianva berubah 180 derajat jika bersama Gellan, ia seperti anak-anak. "Kamu kemarin malam kok engga angkat VC aku."

"Aku ketiduran." Gellan menjelaskan.

Bianva cemberut. "Yaudah aku maafin, lihat ini sepatu baru aku? Udah sampai kemarin malam, bagus gak?" Dia memamerkan sepasang sepatu yang ia beli beberapa hari lalu.

"Bagus." Gellan mengangguk. "Siapa yang bellin?"

"Pacarnya Bianva."

Keduanya tertawa mesra.

"Pegang tangan gue Zian, rasanya gue pengen lempar nih piring." Hery sepertinya sedang panas-dingin, terbakar api iri.

"Udah gue tahan." Dengan sungguh-sungguh Zian menahan lengan Hery yang berisi sesendok makan, ia mengarahkan sendok itu ke mulutnya.

"Gue suruh nahan tangan gue, bukan makanan." Hery menatap Zian kesal.

Zian mengunyah tanpa dosa. "Thank you."

"Bangsat."

Gellan tertawa kecil melihat tingkah kedua temannya.

"Gel! Gel! Gel!" Panggil Hery tiba-tiba.

"Hm." Gellan menyaut, ia sedang memperhatikan Bianva yang menunjukkan beberapa foto seragam Cheers yang akan ia buat nanti.

"Si caper lihatin lo lagi."

Gellan mengalihkan pandangannya dari ponsel Bianva, ia melihat sudut kantin yang lain, pada sih caper yang dimaksud Hery.

"Seram, lo mau di makan tuh." Zian mengompori.

"Gellan, yang ini giman?" Bianva bertanya pendapat Gellan pada salah satu model seragam Cheers yang akan ia buat.

"Bagus, tapi rok-nya kependekan." Gellan merogoh sakunya, ponselnya tiba-tiba bergetar.

"Ish, gak apa-apa, ini model tahu, aku juga pakai celana pendek di dalamnya."

Gellan menatap datar pesan yang baru masuk itu.

Si Caper

By one malam ini?

Gellan

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now