Dua Puluh

6.7K 1K 30
                                    

Keesokan paginya Elona memutuskan untuk tidak pergi sekolah dan merawat Ares di rumah. Sudah lama hal ini tidak terjadi, sejak masuk rumah sakit waktu itu Ares tidak pernah merasakan sakit lagi, ia kuat dan mereka banyak menghabiskan waktu bersama tapi, sekarang Ares kembali Drop ia demam sejak kemarin malam dan ketika Elona mengajaknya untuk ke rumah sakit bocah laki-laki itu selalu menolak.

"Bentar lagi demamnya juga turun kok."

Itu memang benar, biasanya akan turun setelah beberapa jam.

Elona menurutinya, dia tidak membawa Ares ke rumah sakit, sebagai gantinya ia menemaninya setiap saat. Entah sudah berapa kali Ares seperti itu, kesusahan bernafas, mimisan, demam tinggi mendadak, terbaring lemah, dan ketakutan yang memenuhi dirinya.

Elona tidak pernah terbiasa dengan perasaan ini, siapa juga yang akan terbiasa, orang tersayang mereka sedang berada di ambang kematian.

Siapa yang akan terbiasa?

Ah ada satu orang.

Tiba-tiba Elona teringat dengan Ibu Gellan.

Dia tidak menyangka laki-laki yang selalu bersinar itu memiliki masalahnya sendiri. Gellan adalah laki-laki yang ceria dan memiliki banyak teman, seseorang yang sangat tidak cocok dengan Elona, jika berada disamping Gellan mungkin ia akan terlihat menjijikkan.

Kegelapan yang mencoba bersanding dengan cahaya.

"Kenapa?"

Elona tersadar dari lamunannya, ia terkejut melihat Ares yang tiba-tiba berada di hadapannya, jarak waktu mereka cukup dekat.

"Udah engga pusing?" tanya Elona, ini sudah malam, mungkin sebaiknya ia tidak datang ke pesta ulang tahun Bianva.

Ia akan menjaga Ares malam ini.

"Kita kan mau ke pesta," kata Gellan.

"Engga usah pergi, kamu sakit kita di rumah aja malam ini."

Rumah?

Mendengar kata rumah entah kenapa Gellan merasa senang.

Bolehkah ia menganggap ini rumahnya?

"Gak apa-apa, kakak bisa gendong Ares sampai sana."

"Tapi..." Elona berhenti berbicara ketika Gellan berkata. "Aku ingin melihat kakak memakai Dress itu."

Elona terdiam sejenak lalu tersenyum. "Tanpa perlu kesana kakak bisa pakai sekarang untuk kamu lihat."

"Beneran?"

Elona mengangguk. "Tunggu sebentar." Gadis itu mengambil Dress nya dan pergi menuju toilet.

Gellan menunggu dengan sabar.

Sebenarnya rasa pusingnya tidak pernah hilang, tidak tahu kenapa seluruh tubuhnya terasa lemas dan semakin lemas, bahkan ia sudah tidak bisa merasakan kedua kakinya dan beberapa kali ia tidak bisa menatap Elona dengan jelas, sehingga ia harus mendekatkan wajahnya hanya untuk melihat gadis itu.

Elona keluar dari toilet tidak lama kemudian.

Gellan melihatnya.

"Hm, aneh yah?"

Gellan menggelengkan kepalanya. "Engga, aku cuma kaget."

Dia tidak bisa berkata-kata.

Meksipun tanpa riasan dia terlihat sangat cantik.

Elona tertawa canggung, ia memeluk dirinya sendiri. "Yah meksipun kita miskin, kita memiliki penampilan yang bagus dari Gen Ibu dan Ayah." Gen yang membuat hidupnya hampir hancur dulu.

Your Guardian Angel (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang