Tujuh

7.6K 1K 23
                                    

Ia memang sok-sokan mengatakan pada Ares untuk membawanya pergi dan mengunjungi Gellan.

Sekarang Elona ingat sesuatu.

Ia tidak memiliki hubungan sedekat itu dengan Gellan sampai harus menjenguknya kan?!

Ini semua karena keimutan Ares, ia sampai mengikuti semua kata-kata bocah berusia 7 tahun itu, Elona terbawa suasana dan secara spontan menyetujuinya.

"Kenapa engga masuk?" Gellan bertanya mendesak, karena ia masih lemas bocah laki-laki itu duduk di atas kursi roda, sebenernya Elona sudah menawarkan diri untuk menggendongnya namun tidak mungkin seorang Gellan akan menerima hal itu, harga dirinya mau sejatuh apa lagi.

Elona menelan Saliva-nya, ia menatap Ares. "Kamu tahu sebenarnya kakak engga kenal Abang Gellan."

Gue juga engga kenal lo batin Gellan.

"Gak apa-apa, kenalan aja, pasti Abang Gellan baik orangnya."

Wajah Elona berubah gelap.

Eh? Gellan menatap gadis itu tidak percaya.

Apa sebelumnya ia melakukan sesuatu yang membuat gadis itu takut padanya?!

Sekarang giliran Elona yang memainkan kedua jari telunjuknya. "Engga usah jenguk yah?" Dia menatap Gellan dengan sorot memohon.

"Hah?" Gellan mengeluarkan aura yang menyeramkan.

Sudah sejauh ini dan berkahir gagal?!

Mana mungkin Gellan akan menerimanya.

"Kakak takut, sumpah."

"Kenapa takut?" Wajahnya kan tidak se-mengerikan itu, malah ia sangat tampan, dia adalah laki-laki tertampan di sekolah.

"Gellan itu seram, matanya tajam kayak elang, buat kakak takut."

Gellan batuk darah dalam hati.

Sialan baru pertama kali gue dengar ada yang takut sama gue batinnya menderita.

"Ada pencuri!"

"Huwa!" Elone berseru kaget, ia bersembunyi di balik kursi roda Gellan.

Eh posisi lo kebalik neng?!

"Hayo, lo ngapain di depan ruang ICU?"

Ternyata Hery dan Zian.

Mereka adalah teman Gellan.

Hery menatap bocah laki-laki yang terlihat sangat arogan itu dengan galak, ia seperti merasakan deja vu dengan tatapan itu.

"Adik lo kok mirip Gellan, jangan-jangan dia anak Gellan?!" seru Hery, ngadi-ngadi.

Gellan mengernyit kesal. "Anj-" Gellan terdiam.

"Anj?" Zian bertanya lucu.

Hery mendekat, ia menyentil dahi Gellan. "Lembe mu sungguh manis sekali."

Gellan meringis pelan, matanya berkaca-kaca. "Sakit bego! Bodoh! Tolol! Gue masih kecil kira-kira kek kalau mau nyentil!" Dia berseru keras, dahinya memerah, terdapat cap kuku Hery dengan jelas.

Elona bangkit, ia menutupi wajahnya dengan rambutnya. "Maaf, adik aku kasar sama kamu." Dia tidak menatap Hery dan Zian ketika meminta maaf.

Hery dan Zain menatap Elona dengan sorot mata yang sulit diartikan.

"Lo ngapain disini?" tanya Hery.

"Mau jenguk Gellan?" tebak Zain.

"Iya." Gellan yang jawab.

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now